Setelah pukul 10.27 WIB, Matahari secara berangsur-angsur seakan berbalik arah dengan bergerak ke utara.
Dalam istilah astronomi, menurut Marufin, Matahari mulai mengalami peningkatan nilai deklinasi setelah mencapai titik terendah, yakni minus 23,4384 persen.
Deklinasi Matahari merupakan sudut antara khatulistiwa dan garis yang ditarik dari pusat Bumi menuju pusat Matahari.
Titik deklinasi terendah tersebut berlangsung ketika titik balik selatan Matahari atau solstis Desember terjadi, yaitu tepat 22 Desember 2023 pukul 10.27 WIB.
Baca juga: Hari Ini Ada Fenomena Solstis Juni, Apa Penyebab dan Dampaknya?
Marufin menerangkan, gerak semu tahunan Matahari berdampak pada perubahan musim di segala penjuru Bumi, termasuk Indonesia.
"Di kawasan beriklim tropis, menentukan adanya musim hujan dan kemarau. Titik balik selatan Matahari biasanya terkait dengan puncak musim penghujan di Indonesia dan Asia Tenggara," kata dia.
Di kawasan beriklim subtropis, titik balik selatan Matahari atau solstis Desember menjadi penanda puncak musim dingin bagi belahan Bumi utara.
Sementara itu, di wilayah belahan Bumi selatan, fenomena astronomis ini menjadi tanda masuknya puncak musim panas.
Baca juga: Kadar Oksigen Bumi Bisa Turun Drastis dan Jadi Akhir Perjalanan Manusia, Kapan Terjadi?
Selain solstis yang berlangsung pada pagi hari, Marufin menjelaskan, langit Indonesia juga akan disambangi konjungsi Bulan dan Jupiter pada Jumat malam.
"Kedua fenomena itu (solstis dan konjungsi) bisa disaksikan dari Indonesia," kata Marufin.
Menurutnya, secara kasat mata, Bulan dan Jupiter hanya akan dipisahkan oleh sudut atau elongasi sebesar 3 derajat.
Masyarakat pun dapat menyaksikan fenomena ini secara langsung dengan mata telanjang. Caranya, cukup arahkan pandangan ke langit tempat Bulan berada.
Nantinya, akan tampak Bulan berdekatan dengan sebuah bintang tak berkedip yang sebenarnya adalah planet Jupiter.
Tak perlu khawatir harus bangun di tengah malam, Marufin menyebutkan bahwa fenomena ini dapat disaksikan sepanjang malam hingga tengah malam.
"Konjungsi akan dapat dilihat sejak Matahari terbenam hingga tengah malam," terangnya.
Baca juga: Mengapa Langit Berwarna Biru? Berikut Penjelasan Ilmiahnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.