Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Sebut PDI-P Jadi Salah Satu Penyebab Anjloknya Suara Ganjar

Kompas.com - 12/12/2023, 11:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Elektabilitas Ganjar Pranowo-Mahfud MD masih berada di bawah pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berdasarkan survei Litbang Kompas Desember 2023.

Bahkan, elektabilitas calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang diusung PDI-P, PPP, Hanura, dan Perindo tersebut juga terpaut tipis di bawah pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Dilansir dari Harian Kompas, Senin (11/12/2023), hasil survei Litbang Kompas menunjukkan Prabowo-Gibran sebagai pasangan dengan elektabilitas tertinggi dengan perolehan 39,3 persen.

Sementara Anies-Muhaimin berada di posisi kedua dengan perolehan sebesar 16,7 persen dan Ganjar-Mahfud memperoleh 15,3 persen.

Survei Litbang Kompas Desember 2023 dilakukan secara tatap muka pada 29 November-4 Desember 2023.

Sebanyak 1.364 responden yang dipilih secara acak terlibat dalam survei tersebut dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi.

Hasil survei tersebut mempunyai tingkat kepercayaan sebesar 95 persen dan margin of error penelitian kurang lebih 2,65 persen.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Alasan Naiknya Elektabilitas Prabowo dan Turunnya Suara Ganjar

Faktor anjloknya elektabilitas Ganjar

Elektabilitas Ganjar pada Desember 2023 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan survei Litbang Kompas pada Agustus 2023.

Pada saat itu, elektabilitas mantan Gubernur Jawa Tengah tersebut mencapai 24,9 persen, sementara Prabowo memperoleh 24,6 persen dan Anies memperoleh 12,7 persen.

Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat mengatakan, turunnya elektabilitas Ganjar dipengaruhi oleh sejumlah faktor, di antaranya "Jokowi effect" dan sikap PDI-P ketika Gibran ditunjuk sebagai cawapres Prabowo.

"Ini luar biasa penurunannya (elektabilitas Ganjar)," ujar Cecep kepada Kompas.com, Senin (11/12/2023).

Baca juga: Visi Misi Lengkap Anies-Cak Imin, Prabowo-Gibran, dan Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024

1. "Jokowi effect"

Cecep menilai, salah satu faktor yang menyebabkan elektabilitas Ganjar anjlok adalah pandangan pemilih terhadap keberpihakan Jokowi pada salah satu capres, dalam hal ini Prabowo.

Ia mengatakan, sejak awal 2023, pemilih mencari sosok yang dinilai cocok untuk melanjutkan pemerintahan Jokowi pada 2024-2029.

Pemilih yang menginginkan perubahan mengalihkan suaranya ke Anies, sedangkan yang ingin kinerja Jokowi dilanjutkan memilih Ganjar dan Prabowo.

Namun, pada saat itu pemilih belum mengetahui siapa sosok cawapres yang akan mendampingi Ganjar dan Prabowo.

Keduanya juga saling klaim bahwa mereka mendapat dukungan dari Jokowi.

Namun, hal tersebut berubah ketika Prabowo mengumumkan Gibran sebagai cawapresnya pada Minggu (22/10/2023).

Diusungnya Gibran sebagai pendamping Prabowo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, menurut Cecep, memunculkan kesan bahwa Jokowi lebih mendukung Prabowo.

"Jadi, di sini survei yang Desember ketimbang survei Agustus sudah jelas posisinya (Jokowi). Jokowi berada di belakang Prabowo. Jadi, Prabowo dapat suara masyarakat yang puas dengan kinerja Jokowi," ungkap Cecep.

"Sehingga kemudian mereka yang ingin keberlanjutan dari Jokowi lebih menitipkan keberlanjutan tersebut kepada Prabowo ketimbang Ganjar," tambahnya.

Baca juga: Mengenal Three Finger Salute, Salam Tiga Jari ala The Hunger Games yang Digunakan Ganjar

2. Sikap ofensif PDI-P

Di sisi lain, Cecep juga menilai bahwa turunnya elektabilitas Ganjar disebabkan oleh sikap PDI-P yang ofensif.

Sikap tersebut tercermin ketika sidang gugatan batas usia capres-cawapres di Mahkamah Konstitusi (MK) dan saat Gibran ditunjuk sebagai cawapres Prabowo.

Cecep menyampaikan, pada saat itu sikap elite PDI-P terkesan ofensif terhadap Jokowi dan keluarganya.

"Posisinya ofensif dan ini semakin saya kira berdampak pada menurunnya dukungan (dalam) survei terhadap Ganjar," ucap Cecep.

Ia menambahkan, sikap ofensif yang ditunjukkan PDI-P tersebut tidak membuat masyarakat menaruh simpati.

Meski begitu, Cecep menilai bahwa PDI-P sudah dan seharusnya mengubah strategi kampanye karena tren yang negatif terhadap elektabilitas Ganjar.

"Jadi, ini yang kemudian membuat suara Ganjar turun hampir belasan persen dalam empat bulan. Ini tren yang sangat signifikan sebenarnya," jelas Cecep.

Baca juga: Alasan Khofifah Diperebutkan Kubu Ganjar dan Prabowo untuk Jadi Timses

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kemenkes Pastikan Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Ini Caranya

Kemenkes Pastikan Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Ini Caranya

Tren
Gletser Terakhir di Papua Diperkirakan Akan Hilang Sebelum 2026

Gletser Terakhir di Papua Diperkirakan Akan Hilang Sebelum 2026

Tren
Link, Cara, dan Syarat Daftar IPDN 2024, Lulus Bisa Jadi PNS Kemendagri

Link, Cara, dan Syarat Daftar IPDN 2024, Lulus Bisa Jadi PNS Kemendagri

Tren
Sudah Bayar Tunggakan Iuran, Apakah BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Sudah Bayar Tunggakan Iuran, Apakah BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
6 Dokumen yang Harus Dipersiapkan untuk Mendaftar Sekolah Kedinasan, Apa Saja?

6 Dokumen yang Harus Dipersiapkan untuk Mendaftar Sekolah Kedinasan, Apa Saja?

Tren
Tips Latihan Beban untuk Pemula agar Terhindar dari Cedera

Tips Latihan Beban untuk Pemula agar Terhindar dari Cedera

Tren
6 Olahraga yang Ampuh Menurunkan Kolesterol Tinggi, Apa Saja?

6 Olahraga yang Ampuh Menurunkan Kolesterol Tinggi, Apa Saja?

Tren
PKS Disebut 'Dipaksa' Berada di Luar Pemerintahan, Ini Alasannya

PKS Disebut "Dipaksa" Berada di Luar Pemerintahan, Ini Alasannya

Tren
Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Hitam Selama Sebulan

Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Hitam Selama Sebulan

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 16-17 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 16-17 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa | Peringatan Dini Kekeringan di Jateng

[POPULER TREN] Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa | Peringatan Dini Kekeringan di Jateng

Tren
Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com