Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Makan Durian Segar dengan Nasi, Ahli Gizi: Sangat Baik bagi Tubuh

Kompas.com - 12/12/2023, 10:15 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan makan durian dengan nasi putih ramai di media sosial Instagram.

Unggahan tersebut dimuat di akun @yogyakarta.keras pada Jumat (8/12/2023).

Dalam unggahan tersebut tampak piring yang diisi dengan nasi putih dan durian segar sebagai lauknya.

"Cara baru makan durian yang seru," tulis unggahan.

Hingga Selasa (12/12/2023), unggahan tersebut telah dilihat disukai 7.613 kali dan mendapatkan lebih dari 300 komentar warganet.

Beberapa warganet turut mengomentari unggahan tersebut dan mengatakan bahwa makan durian dengan nasi adalah salah satu kebiasaan yang mereka lakukan.

"Lah gua dari sumbar, dari dulu gua sering makan duren (durian) pakai nasi,biasa nya buat sarapan pagi,alternatif kalau nga nga ada ketan atau nasi lemak," tulis akun @apriliusnamikaze78.

"Udah biasa min istri ku makan durian pake nasi + sambel teri," tulis akun @adjie_pratama08.

Lantas, bagaimana dengan kandungan gizinya? Akankah bermanfaat atau justru berbahaya bagi kesehatan?

Baca juga: 4 Makanan dan Minuman untuk Mengatasi Mabuk Durian, Apa Saja?


Penjelasan ahli gizi

Ahli gizi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Toto Sudargo mengatakan, kombinasi makan durian dan nasi bila dikaji dari segi gizi dan kesehatan memiliki manfaat yang baik.

Durian sendiri merupakan buah yang kaya akan vitamin A, B, C, zat besi, fosfor, dan antioksidan yang baik untuk tubuh.

"Karena nasi dikonsumsi sebesar 60 persen dari total kebutuhan gizi pada individu. Sehingga sumbangan protein nabatinya cukup tinggi yang berasal dari nasi," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (11/12/2023).

Dalam satu cangkir cangkir nasi putih akan mengandung 7,97 zat besi. Selain itu, makanan tinggi zat besi ini juga merupakan sumber karbohidrat yang baik.

Secara umum, ada dua jenis zat besi dari makanan, yaitu heme dan nonheme. Zat besi heme berasal dari hemoglobin hewani, sedangkan zat besi non-heme berasal dari tumbuhan.

Toto melanjutkan, supaya lebih mudah dimetabolisme dalam tubuh, kandungan protein yang non-heme akan diubah menjadi heme.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com