Ada banyak jenis bakteri, dan salah satu cara untuk mengklasifikasikannya adalah berdasarkan bentuknya.
Secara umum, ada tiga bentuk dasar bakteri, yaitu:
Baca juga: Apa Itu Enzim? Berikut Pengertian, Fungsi, dan Contohnya
Sejalan dengan itu, dilansir dari laman Cleveland Clinic, ada beberapa metode lain yang dilakukan ilmuwan dalam mengklasifikasikan bakteri.
Nama ilmiah mencakup genus (berdasarkan karakteristik bakterinya) dan di dalam genus tersebut, ada spesiesnya.
Misalnya, Clostridium botulinum adalah nama ilmiah untuk bakteri penyebab botulisme. Dalam suatu spesies, para ilmuwan mungkin menemukan berbagai jenis suatu bakteri.
Bakteri yang membutuhkan oksigen disebut aerob, dan bakteri yang tidak dapat hidup atau tumbuh ketika ada oksigen disebut anaerob.
Ada juga bakteri tertentu dapat hidup atau tumbuh dengan atau tanpa oksigen, mereka disebut bakteri fakultatif.
Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Tumbuhan Epifit? Berikut Pengertian dan Jenisnya
Cara lain para ilmuwan dalam mengklasifikasikan bakteri adalah berdasarkan susunan genetiknya.
Setiap bakteri mengandung susunan genetik yang berbeda, yang disebut genotipe. Tes khusus dapat mengetahui perbedaan genotipe setiap bakteri.
Para ilmuwan mengklasifikasikan bakteri berdasarkan warna yang berubah setelah mereka mengoleskan bahan kimia khusus pada bakteri tersebut.
Salah satu proses pewarnaan yang umum disebut pewarnaan Gram. Bakteri dapat diklasifikasikan menjadi gram positif atau gram negatif.
Pewarnaan Gram juga membantu memandu pengobatan karena bakteri gram positif dan gram negatif memberikan respons yang berbeda terhadap jenis antibiotik tertentu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.