Mayjen Sungkono yang saat itu bertugas sebagai Komandan BKR Kota Surabaya bertanggung jawab dalam menjaga pertahanan dan keamanan seluruh kota.
Dilansir dari Kompas.com (2022), Sungkono menjadi pemimpin pasukan di Kota Surabaya dan melawan Sekutu.
Sebelum memimpin pasukan, Sungkono menyampaikan pidatonya untuk membangkitkan semangat para pejuang melalui radio.
KH Hasyim Asy'ari merupakan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) yang gigih dan ikut berjuang mempertahankan Surabaya dari Sekutu.
Sebelum Pertempuran Surabaya pecah, dia berperan dalam mengeluarkan fatwa "Resolusi Jihad" 22 Oktober 1945.
Fatwa itu berisi kewajiban berjihad untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Sebelum Pertempuran 10 November pecah, Bung Tomo sempat mengunjungi KH Hasyim Asy'ari untuk meminta izin membacakan pidatonya yang terinspirasi dari Resolusi Jihad.
Baca juga: Link Twibbon Resmi Hari Pahlawan 2023 dan Cara Pakainya
Dilansir dari laman Universitas Moestopo, Moestopo yang saat itu mengemban jabatan dalam Badan Keamanan Rakyat (BKR) berperan ikut mengadang pasukan Inggris sebelum pertempuran 10 November 1945 pecah.
Saat pertempuran terjadi, dia yang merupakan seorang dokter dan pejuang kemerdekaan bertugas mengendalikan kekuatan militer di Surabaya.
Bung Tomo menjadi saksi bahwa Soegiarto menjadi salah satu pemuda dari kalangan olahragawan yang ikut membawa senjata melawan Setuku di Surabaya.
Bek Persebaya pada 1930 itu ikut berperang pada 10 November 1495 dan meninggal dunia di medan pertempuran.
Baca juga: Link Twibbon Resmi Hari Pahlawan 2023 dan Cara Pakainya
HR Mohammad Mangoendiprodjo adalah Pimpinan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang berperan penting dalam Pertempuran di Surabaya.
Dia bertugas sebagai wakil Indonesia dalam kontak biro dengan pasukan Inggris di Surabaya.
Dia memasuki gedung Bank International yang tengah ditembaki massa untuk bertemu dengan komandan pasukan Inggris. Dia juga sempat disandera oleh Sekutu.
Baca juga: Promo Hari Pahlawan: Diskon Tiket Kereta 25 Persen dan Pinjaman untuk ASN
Muriel Stuart Walker atau lebih dikenal K'tut Tantri merupakan perempuan berkebangsaan Amerika Serikat yang ikut melawan Sekutu pada Pertempuran 10 November 1945.