KOMPAS.com - Media sosial X diramaikan dengan cuitan warganet yang mengeluh tidak enak badan atau mengalami sakit akhir-akhir ini.
Keluhan itu mereka utarakan usai melihat cuitan "hari tidak enak badan se-Indonesia" yang diunggah akun @tanyakanrl pada Rabu (25/10/2023).
Di kolom komentar, warganet mengaku dirinya mengalami batuk, demam, dan pilek yang tidak kunjung sembuh.
Sementara itu, warganet lain juga mengatakan, ia merasakan masuk angin dan pusing.
"ya bener, gw juga hari ini gak enak badan," ujar akun @sayaharus****.
"Betul, aku juga gak enak badan, tapi harus tetap pergi menjalani tugas," cuit akun @shtm***.
Lantas, mengapa banyak warganet mengeluh tidak enak badan akhir-akhir ini?
Baca juga: Hujan Mulai Turun di Jabodetabek, Kapan Prakiraan Musim Hujan 2023?
Dokter spesialis penyakit dalam RS Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Coana Sukmagautama buka suara soal cuitan warganet yang mengeluhkan badannya terasa tidak enak atau sakit akhir-akhir ini.
Hal tersebut, kata Coana, mungkin disebabkan oleh peralihan dari musim kemarau ke musim hujan yang ditandai dengan perubahan suhu panas ke dingin.
"Jadi, perubahan cuaca, baik panas ke dingin atau dingin ke panas, merupakan suatu kondisi lingkungan yang sangat berimbas kepada sistem ketahanan tubuh kita," ujar Coana kepada Kompas.com, Jumat (27/10/2023).
Meski tubuh merasa tidak enak ketika perubahan musim, hal ini menjadi tanda bahwa tubuh berupaya mempertahankan diri.
Coana menjelaskan, rasa tidak nyaman menandakan tubuh sedang proses adaptasi dengan perubahan musim.
"Sehingga perubahan adaptasi ini bikin tubuh kita enggak nyaman, enggak enak, mungkin agak gembreges, pegel-pegel, dan sebagainya," tuturnya.
Baca juga: BMKG Ungkap Wilayah yang Masuk Musim Hujan 21-31 Oktober 2023, Cek di Sini
Terkait keluhan warganet yang mengaku mengalami demam, Coana menjelaskan bahwa kondisi ini bukanlah suatu penyakit melainkan gejala.
Coana mengatakan, demam adalah gejala yang menandakan tubuh sedang mempertahankan diri dari serangan virus, bakteri, parasit, maupun jamur.
"Karena di dalam tubuh kita ada sistem imun untuk melawan itu semua sehingga muncullah demam," imbuhnya.
Walau tubuh dalam proses adaptasi, Coana menyarankan masyarakat untuk melakukan penyesuaian diri agar tidak jatuh sakit.
Salah satunya dengan mengatur asupan air putih karena jumlahnya akan berbeda antara musim kemarau dengan musim hujan.
"Misalnya musim panas kemarin memang sangat ekstrem, di Solo pernah 40 derajat Celsius. Sehingga tubuh akan merasa panas, merasa haus dehidrasi, sehingga kita banyak minum untuk mencukupi kekurangan cairan," jelas Coana.
"Kemudian, berubah ke musim hujan langsung diberikan hujan dengan beberapa kondisi yang ekstrem. Ini harus kita manage agar tidak kelebihan cairan yang kita minum karena kondisi iklim sudah turun," sambungnya.
Baca juga: Pakar Ungkap 4 Jenis Ular yang Sering Masuk Rumah Saat Musim Hujan, Segera Cegah!
Coana menjelaskan, asupan cairan dalam tubuh ketika musim hujan perlu diatur, terutama pada orang dengan kondisi khusus seperti penyakit jantung maupun ginjal.
Namun, yang tidak kalah pentingnya adalah mewaspadai kemunculan penyakit ketika musim hujan.
Ia mengatakan, ada beberapa penyakit yang dapat menyerang masyarakat saat musim hujan, seperti alergi, infeksi saluran napas, dan penyakit kencing tikus atau leptospirosis.
"Musim hujan tentu perubahannya yang akan berimbas pada perubahan sistem dalam tubuh sehingga kita mudah capek, mudah lelah, bahkan gangguan mood," tutur Coana.
Baca juga: Ular Kobra Bertelur Saat Musim Hujan, Ini Cara Menghadapinya jika Masuk Rumah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.