Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Hari Tidak Enak Badan Se-Indonesia, Apa yang Terjadi?

Kompas.com - 27/10/2023, 16:15 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Media sosial X diramaikan dengan cuitan warganet yang mengeluh tidak enak badan atau mengalami sakit akhir-akhir ini.

Keluhan itu mereka utarakan usai melihat cuitan "hari tidak enak badan se-Indonesia" yang diunggah akun @tanyakanrl pada Rabu (25/10/2023).

Di kolom komentar, warganet mengaku dirinya mengalami batuk, demam, dan pilek yang tidak kunjung sembuh.

Sementara itu, warganet lain juga mengatakan, ia merasakan masuk angin dan pusing.

"ya bener, gw juga hari ini gak enak badan," ujar akun @sayaharus****.

"Betul, aku juga gak enak badan, tapi harus tetap pergi menjalani tugas," cuit akun @shtm***.


Lantas, mengapa banyak warganet mengeluh tidak enak badan akhir-akhir ini?

Baca juga: Hujan Mulai Turun di Jabodetabek, Kapan Prakiraan Musim Hujan 2023?

Penjelasan dokter

Dokter spesialis penyakit dalam RS Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Coana Sukmagautama buka suara soal cuitan warganet yang mengeluhkan badannya terasa tidak enak atau sakit akhir-akhir ini.

Hal tersebut, kata Coana, mungkin disebabkan oleh peralihan dari musim kemarau ke musim hujan yang ditandai dengan perubahan suhu panas ke dingin.

"Jadi, perubahan cuaca, baik panas ke dingin atau dingin ke panas, merupakan suatu kondisi lingkungan yang sangat berimbas kepada sistem ketahanan tubuh kita," ujar Coana kepada Kompas.com, Jumat (27/10/2023).

Meski tubuh merasa tidak enak ketika perubahan musim, hal ini menjadi tanda bahwa tubuh berupaya mempertahankan diri.

Coana menjelaskan, rasa tidak nyaman menandakan tubuh sedang proses adaptasi dengan perubahan musim.

"Sehingga perubahan adaptasi ini bikin tubuh kita enggak nyaman, enggak enak, mungkin agak gembreges, pegel-pegel, dan sebagainya," tuturnya.

Baca juga: BMKG Ungkap Wilayah yang Masuk Musim Hujan 21-31 Oktober 2023, Cek di Sini

Demam bukanlah penyakit

Terkait keluhan warganet yang mengaku mengalami demam, Coana menjelaskan bahwa kondisi ini bukanlah suatu penyakit melainkan gejala.

Coana mengatakan, demam adalah gejala yang menandakan tubuh sedang mempertahankan diri dari serangan virus, bakteri, parasit, maupun jamur.

"Karena di dalam tubuh kita ada sistem imun untuk melawan itu semua sehingga muncullah demam," imbuhnya.

Walau tubuh dalam proses adaptasi, Coana menyarankan masyarakat untuk melakukan penyesuaian diri agar tidak jatuh sakit.

Salah satunya dengan mengatur asupan air putih karena jumlahnya akan berbeda antara musim kemarau dengan musim hujan.

"Misalnya musim panas kemarin memang sangat ekstrem, di Solo pernah 40 derajat Celsius. Sehingga tubuh akan merasa panas, merasa haus dehidrasi, sehingga kita banyak minum untuk mencukupi kekurangan cairan," jelas Coana.

"Kemudian, berubah ke musim hujan langsung diberikan hujan dengan beberapa kondisi yang ekstrem. Ini harus kita manage agar tidak kelebihan cairan yang kita minum karena kondisi iklim sudah turun," sambungnya.

Baca juga: Pakar Ungkap 4 Jenis Ular yang Sering Masuk Rumah Saat Musim Hujan, Segera Cegah!

Potensi penyakit saat musim hujan

Coana menjelaskan, asupan cairan dalam tubuh ketika musim hujan perlu diatur, terutama pada orang dengan kondisi khusus seperti penyakit jantung maupun ginjal.

Namun, yang tidak kalah pentingnya adalah mewaspadai kemunculan penyakit ketika musim hujan.

Ia mengatakan, ada beberapa penyakit yang dapat menyerang masyarakat saat musim hujan, seperti alergi, infeksi saluran napas, dan penyakit kencing tikus atau leptospirosis.

"Musim hujan tentu perubahannya yang akan berimbas pada perubahan sistem dalam tubuh sehingga kita mudah capek, mudah lelah, bahkan gangguan mood," tutur Coana.

Baca juga: Ular Kobra Bertelur Saat Musim Hujan, Ini Cara Menghadapinya jika Masuk Rumah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kemendikbud Rekomendasikan 177 Karya Sastra di Sekolah, Ada 'Bumi Manusia'

Kemendikbud Rekomendasikan 177 Karya Sastra di Sekolah, Ada "Bumi Manusia"

Tren
Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Tren
UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

Tren
Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Tren
Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Tren
Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Tren
Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com