"Lalu, minta jadi gubernur, minta rekomendasi dikasih lagi. Lalu, minta jadi calon presiden, minta rekomendasi dikasih lagi. Kedua kali dikasih lagi," tambah Adian.
Baca juga: Ramai soal Politik Dinasti, Ini Keluarga Presiden Jokowi di Parpol dan Pemerintahan
Pernyataan Adian soal permintaan perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode itu kemudian dibantah oleh Puan Maharani.
Menurut Ketua DPP PDI-P itu, Jokowi tidak pernah mengutarakan keinginan tersebut. Baginya, Indonesia tidak mewajarkan masa jabatan presiden ditambah.
"Enggak. Enggak pernah setahu saya, enggak pernah beliau (Jokowi) meminta (pada Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri) untuk perpanjangan tiga periode," ungkap Puan dikutip dari Kompas.com, Rabu.
Lebih lanjut, Puan juga menyinggung soal amanat UUD 1945 yang mengatur bahwa masa jabatan presiden selama-lamanya lima tahun untuk dua periode saja.
"Jadi, kalau kemudian ada perpanjangan itu mekanismenya dari mana, kemudian seperti apa, waktu itu kan tidak ada mekanisme yang kemudian memungkinkan untuk kita melakukan perpanjangan atau melakukan tiga periode," tandasnya.
Baca juga: Ditanya soal Arah Dukungan pada Pilpres 2024, Begini Jawaban Jokowi
Sementara itu, Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyebutkan, hubungan Jokowi dengan Megawati baik-baik saja.
Ia juga membantah adanya keretakan hubungan antara dua tokoh tersebut usai Gibran menjadi cawapres Prabowo.
"Pokoknya hubungannya baik-baik saja, cerah ceria, dan rumor yang beredar itu sudah enggak benarlah," ungkap Pramono, dikutip dari Kompas.com, Rabu.
"Yang jelas kita tetap kerja seperti biasa," tandasnya.
(Sumber: Kompas.com/Nicholas Ryan Aditya, Ardito Ramadhan | Editor: Novianti Setuningsih, Icha Rastika , Bagus Santosa).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.