KOMPAS.com - Jahe adalah tanaman rimpang yang kerap diolah menjadi wedang atau minuman tradisional.
Mengonsumsi rebusan jahe dapat membantu menghangatkan tubuh, melawan flu, serta mengatasi gangguan pencernaan.
Rimpang ini memiliki aroma dan rasa khas yang berasal dari kandungan gingerol. Senyawa bioaktif inilah yang bertanggung jawab atas sejumlah manfaat yang terkandung dalam jahe.
Dilansir dari WebMD, air rebusan jahe membantu tubuh kenyang lebih lama, sehingga mengurangi berat badan dan rasio pinggang pada orang obesitas.
Berdasarkan beberapa penelitian, konsumsi rebusan jahe dapat mengontrol kadar gula darah, termasuk menurunkan hemoglobin A1c atau HbA1c pada penderita diabates.
Tak hanya itu, rutin minum wedang jahe turut membantu mengurangi kadar trigliserida dan low-density lipoprotein (LDL) alias kolesterol jahat dalam darah.
Di saat bersamaan, rebusan rempah yang banyak ditemui di Indonesia ini juga meningkatkan kolesterol baik atau high-density lipoprotein (HDL) yang baik bagi jantung.
Berkat kandungan gingerol yang memiliki sifat antiinflamasi, jahe pun dikenal sebagai pereda nyeri otot dan sendi akibat peradangan.
Lantas, adakah efek samping minum rebusan jahe?
Baca juga: 7 Khasiat Jahe serta Efek Sampingnya bagi Tubuh
Minum rebusan jahe dalam porsi normal tidak menimbulkan dampak negatif serius, bahkan membawa sejumlah manfaat bagi tubuh.
Namun, dikutip dari Healthline, makan atau minum lebih dari 4 gram jahe dapat memicu beberapa efek samping kurang menyenangkan.
Misalnya, anggapan bahwa minum rebusan rempah ini dapat meningkatkan produksi empedu, meski belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan.
Kendati demikian, orang dengan masalah kantong empedu sebaiknya berkonsultasi ke dokter sebelum mengonsumsi rebusan jahe secara rutin.
Berikut sejumlah potensi efek samping jahe:
Baca juga: 7 Efek Samping Berbahaya Minum Teh Hijau Berlebihan, Apa Saja?
Dikutip dari laman Medical News Today, konsumsi jahe dapat memicu heartburn atau sensasi terbakar di dada.