Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Gagalnya Timnas Bulu Tangkis Indonesia di Asian Games 2022

Kompas.com - 07/10/2023, 19:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tim nasional (timnas) bulu tangkis Indonesia gagal meraih medali di ajang Asian Games 2022 Hangzhou.

Kegagalan ini menjadi catatan terburuk karena untuk pertama kalinya timnas bulu tangkis tidak mendapatkan medali di Asian Games sejak 1962.

Wakil Indonesia hanya bisa bertahan hingga babak perempat final di nomor beregu putra, ganda putra, tunggal putra, dan tunggal putri.

Tim beregu putra, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Anthony Sinisuka Ginting, dan Gregoria Mariska Tunjung gagal memenuhi target tiga medali emas pada Asian Games 2022.

Baca juga: Capaian Medali Bulu Tangkis Timnas Indonesia di Asian Games, Rekor Terhenti di 2022

Lantas, apa yang terjadi?


Baca juga: Indonesia Open 2023 Jadi Pertandingan Bulu Tangkis Terakhir di Istora, Benarkah?

Penyebab kegagalan timnas bulu tangkis

Legenda bulu tangkis Indonesia di di era 1970 hingga 1980-an, Christian Hadinata ikut mengomentari kegagalan timnas Indonesia di ajang Asian Games 2022 tersebut.

Menurutnya, suatu olahraga memiliki masa pasang dan surut. Saat ini, prestasi para atlet bulu tangkis sedang mengalami penurunan.

"Kalau ditelusuri sebabnya (kegagalan), lebih pada kepercayaan diri para atlet. (Karena itu) harus mengembalikan kepercayaan diri para atlet. Faktor itu paling penting," ungkapnya kepada Kompas.com, Sabtu (7/10/2023).

Christian menilai, para atlet bulu tangkis Indonesia di pertandingan sebelumnya memiliki kepercayaan diri saat melawan wakil negara lain. Karena itu, mereka mendominasi kejuaraan dan lebih mudah menang.

Baca juga: Dipaksa Mundur dari All England 2021, Ini Cerita Para Atlet Bulu Tangkis Indonesia

Namun belakangan, lawan-lawannya berusaha memperbaiki situasi dan membalas kekalahan tersebut. Kondisi ini mengagetkan dan menggoyahkan atlet Indonesia, terutama pada situasi pertandingan yang kritis.

"Ini yang harus diantisipasi oleh para atlet Indonesia karena sekarang keadaannya berbalik. Lawan-lawan lebih punya kepercayaan diri yang kuat menghadapi anak-anak kita," lanjut dia.

Menurut Christian, jam terbang dan kemampuan pebulu tangkis Indonesia tidak menjadi penyebab kegagalan ini. Mereka bahkan pernah menang dari lawan-lawan yang mengalahkan mereka di Asian Games 2022.

"Mental itu sangat penting dalam pertandingan papan atas. Ibaratnya perang mental, yang lebih siap lebih mungkin menang," imbuh dia.

Baca juga: Pesan Christian Hadinata untuk Greysia/Apriyani: Main Lepas Saja

Apa yang harus dilakukan atlet dan PBSI?

Ekspresi pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, saat melawan Li Shi Feng pada perempat final Asian Games 2022 di Binjiang Gymnasium pada Kamis (5/10/2023) sore WIB. Ginting kalah dua gim langsung dari Li Shi Feng dengan skor 13-21 dan 17-21.Dok. PBSI Ekspresi pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, saat melawan Li Shi Feng pada perempat final Asian Games 2022 di Binjiang Gymnasium pada Kamis (5/10/2023) sore WIB. Ginting kalah dua gim langsung dari Li Shi Feng dengan skor 13-21 dan 17-21.
Lebih lanjut, Christian menilai para pemain dan pelatih bulu tangkis mengetahui bahwa mereka kepercayaan diri dan mental yang kuat selama pertandingan. Namun, situasi dapat membuat faktor-faktor nonteknis tersebut terganggu.

"Saya rasa perlu juga psikolog dan motivator untuk bisa kembali menguatkan hal-hal nonteknis (seperti mental) bagi anak-anak kita," ujar dia.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com