Dia menilai, pengurus Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) telah berusaha memberikan fasilitas penunjang bagi para atlet, seperti pakar psikologis, fisik, dan medis.
Oleh karena itu, para pebulu tangkis dibantu pelatihnya perlu mengimplementasikan hal-hal tersebut menjadi prestasi di lapangan.
"Fasilitas itu di luar lapangan, lakonnya itu atlet. Hanya atlet yang paling mengetahui dirinya dalam menghadapi situasi pertandingan," lanjut dia.
Baca juga: Sejarah All England, Kejuaraan Bulu Tangkis Tertua di Dunia, Bagaimana Awal Mulanya?
Meski begitu, Christian tetap optimistis dengan keberhasilan timnas bulu tangkis Indonesia ke depannya. Mereka bisa membalikkan keadaan lagi di pertandingan selanjutnya dengan dukungan yang baik.
Namun, kata dia, tentu harus ada perbaikan yang dilakukan. Ini terutama memperbaiki kepercayaan diri para atlet di pertandingan selanjutnya, terutama jelang Olimpiade 2024.
"Harus tetap percaya dan yakin pada para atlet dan pelatihnya. Sekarang, berusaha surutnya (penurunan) agar tidak terlalu lama," tegasnya.
"Kita berharap anak-anak terus termotivasi kembali kepercayaan dirinya untuk menebus ketidakberhasilan di Asian Games kemarin," imbuh Christian.
Baca juga: Sejarah Bulu Tangkis Dunia dan Perkembangannya di Indonesia
Terpisah, para atlet bulu tangkis Indonesia meminta maaf atas kegagalan membawa pulang medali di Asian Games 2022.
“Semoga ke depannya kami bisa lebih baik lagi dan harapannya pelan-pelan kami bisa kembali ke trek yang semestinya,” ujar Muhammad Rian Ardianto, dikutip dari situs PBSI, Kamis (5/10/2023).
Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto mengakui lawan mereka pasangan Chinese Taipei Lee Yang/Wang Chi-Lin lebih unggul dari segi teknis permainan dan mampu bermain lebih bebas tekanan.
"Di gim pertama dan gim kedua poin-poin krusial sangat penting apalagi dengan kondisi seperti tadi, poinnya ketat. Tapi lagi-lagi mereka lebih yakin, lebih percaya diri,” kata Fajar.
Baca juga: Mengenal PB Djarum, Klub Bulu Tangkis dengan Segudang Talenta
Kondisi tersebut cukup memengaruhi meski keduanya sudah tahu kelebihan dan kekurangan masing-masing karena sering bertemu di pertandngan lain.
"Saya juga mengantisipasi dengan ikut mengubah pola permainan tapi memang yang tadi saya bilang, lawan bisa lebih tenang, tidak seperti di pertemuan-pertemuan sebelumnya," katanya.