Masalah lain yang menyebabkan keuangan terkuras adalah pemerintah menghabiskan separuh anggaran negara untuk membayar gaji pegawai.
Tahun 2017, pemerintah mengembalikan tunjangan bagi peserta pelatihan perawat dan guru.
Hal ini memberikan beban anggaran publik, di mana untuk tunjangan perawat pemerintah membayar lebih dari 2,5 juta dollar AS atau sekitar Rp 38,9 miliar setiap tahun.
“Itu adalah keputusan politik dan ekonomi yang buruk yang dibuat oleh pemerintahan Akufo-Addo pada saat itu,” kata analis keuangan di Data Crunchers Kwasi Yirenkyi
Kwasi menilai, pemerintah membelanjakan lebih banyak uang daripada menerima dan saat yang sama gagal memperluas jaring pajak.
Baca juga: Bank Dunia: Rasio Utang RI Lebih Rendah dari Malaysia hingga China
Ghana lalu semakin mengalami masalah keuangan setelah terjadi penurunan pendapatan yang signifikan pada tahun 2020.
Hal ini sebagian besar karena masalah Covid-19 dan pemerintah mengadopsi pendekatan populis dengan menyediakan air dan listrik gratis kepada warga.
Selain itu pemerintah memberi makan 470.000 keluarga selama 3 minggu lockdown yang kemudian merugikan negara.
Selanjutnya pada Agustus 2021, Presiden Nana Akufo-Addo mengumumkan proyek pembangunan 111 rumah sakit dengan perkiraan biaya 1 miliar dollar AS atau Rp 15,5 triliun.
Ia kemudian masih harus memenuhi janji-janji politiknya untuk membangun jalan, sekolah, pasar, yang memaksa pemerintah terus melakukan pinjaman dan menyebabkan Ghana memiliki utang yang tinggi.
Ekonom Daniel Anim Amarteye menilai utang digunakan dengan tidak bijaksana sehingga tidak mendorong pertumbuhan ekonomi.
Menurut Daniel, utang luar negeri bukanlah hal yang buruk, namun cara menggunakannya sangatlah penting.
"Di pihak kami, para pengelola perekonomian gagal menginvestasikannya pada sektor-sektor penting perekonomian," kata dia.
Adanya perang Rusia dan Ukraina kemudian menyebabkan ekonomi Ghana gagal pulih dan utang meningkat sebesar 6 miliar dollar AS.
Akibatnya harga-harga barang dan pangan di Ghana meningkat dan menyebabkan hiperinflasi serta devaluasi mata uang yang mempengaruhi tingkat makro dan mikro ekonomi.
Baca juga: Meski Tak Lolos 16 Besar, Aksi Suporter Ghana Bersih-bersih Stadion Tuai Pujian
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.