Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Menghargai Permintaan Maaf Panglima TNI

Kompas.com - 25/09/2023, 13:58 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PANGLIMA TNI Laksamana TNI Yudo Margono telah meminta maaf atas komentar yang sempat terlontarkan terkait tragedi konflik agraria di Pulau Rempang, Batam.

Panglima TNI meminta maaf atas pernyataannya agar prajurit "piting" warga di Rempang, yang membuat masyarakat tersinggung.

Baca juga: Panglima TNI Minta Maaf soal Kata Piting Warga Rempang

Yudo meminta maaf bahwa ungkapannya itu membuat masyarakat salah paham karena makna piting yang dipahaminya berbeda.

"Tentunya pada kali ini saya mohon maaf, sekali lagi saya mohon maaf atas pernyataan kemarin yang mungkin masyarakat menilai salah 'dipiting'," kata Yudo saat ditemui awak media di Dermaga Batu Ampar, Batam, Kepulauan Riau, Selasa 19 September 2023.

Yudo mengatakan, tindakan "memiting" sering ia lakukan terhadap sesama teman sebagai anak-anak desa pada masa kanak-kanak.

Sebagai seorang insan warga Indonesia yang mendirikan Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan, saya menghayati makna permintaan maaf Panglima TNI sebagai seorang insan prajurit yang niscaya senantiasa menjunjung tinggi harkat dan martabat TNI dengan penuh gelora semangat kekesatriaan, kerakyatan, dan kemanusiaan.

Dengan meminta maaf atas kesalahan dirinya sendiri, Panglima TNI terbukti berupaya mematuhi sumpah 8 Wajib TNI, yaitu:

  1. Bersikap ramah tamah terhadap rakyat
  2. Bersikap sopan santun terhadap rakyat
  3. Menjunjung tinggi kehormatan wanita
  4. Menjaga kehormatan diri di muka umum
  5. Senantiasa menjadi contoh dalam sikap dan kesederhanaannya
  6. Tidak sekali-kali merugikan rakyat
  7. Tidak sekali-kali menakuti dan menyakiti hati rakyat
  8. Menjadi contoh dan memelopori usaha-usaha untuk mengatasi kesulitan rakyat sekelilingnya

Dari sumpah 8 Wajib TNI yang melengkapi Sapta Marga TNI tersebut layak ditarik kesimpulan konstruktif bahwa hukumnya wajib bagi TNI untuk mengutamakan kerendahan hati serta meletakkan kepentingan rakyat di atas segala-galanya.

Dengan permintaan maaf atas kesalahan dirinya sendiri, pada hakikatnya Panglima TNI berniat kesatria dalam bersungguh hati gigih berjuang mewujudkan warisan wejangan kearifan utama Panglima Besar Soedirman menjadi kenyataan.

Jenderal Bintang Lima TNI Soedirman berpesan kepada para prajurit agar senantiasa siap mengorbankan diri sendiri, namun jangan sekali-kali mengorbankan rakyat Indonesia sebagai ibu kandung TNI.

Insya Allah, warisan wejangan kearifan pak Dirman senantiasa menjadi pedoman bagi para penatalaksana kepemerintahan Republik Indonesia dalam mengabdikan diri kepada negara, bangsa dan rakyat Indonesia. MERDEKA!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com