"Di dalamnya ada unsur mengapit atau menjepit (orang lain) dengan kaki atau lengan," terang dia.
Kata memiting mengalami abreviasi atau pendekatan bentuk kata sehingga menjadi miting yang digunakan dalam ragam cakapan non-formal.
Baca juga: Kata Media Asing soal Bentrok Masyarakat Vs Aparat di Rempang, Respons Jokowi Disorot
Beriringnya zaman, penggunaan kata "piting-memiting" mengalami perluasan makna atau penambahan makna dari yang semula berarti saling memiting.
"Penambahan makna berkonotasi positif dari kata miting seperti makna yang merujuk pada 'merangkul' (satu masyarakat agar terhindar dari bentrokan)," kata Ganjar.
Namun, konotasi positif itu bergantung pada konteks penggunaan kata itu sendiri.
Pada konteks tertentu, kata piting bisa saja berkonotasi negatif.
"Kata memiting dalam kalimat 'Ia membunuh dengan cara memiting batang leher korban' bisa berarti negatif dalam konteks tindakan menghilangkan nyawa orang lain, tetapi bisa berarti biasa sebagaimana adanya jika itu dalam konteks laporan berita acara," terang Ganjar.
Terkait ucapan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Ganjar mengatakan bahwa kata piting dalam kalimat instruksinya bisa saja memiliki konteks positif.
"Kalau (kata piting) yang dimaksud 'merangkul (satu masyarakat agar terhindar dari bentrokan)', bisa dianggap konotasi positif," tandas dia.
Baca juga: Konflik Pulau Rempang Meruncing, Begini Tanggapan Para Menteri
Sementara itu, Kapuspen TNI Laksda TNI Julius Widjojono menjelaskan arti kata piting yang diucapkan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono.
Menurutnya, ada kesalahpahaman masyarakat dalam memaknai pernyataan tersebut, karena konteksnya berbeda.
"Jika dilihat secara utuh dalam video tersebut, Panglima TNI sedang menjelaskan bahwa demo yang terjadi di Rempang sudah mengarah pada tindakan anarkisme yang dapat membahayakan baik aparat maupun masyarakat itu sendiri, sehingga meminta agar masing-masing pihak untuk menahan diri, " ujarnya, saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin.
Lebih lanjut, Kapuspen TNI menyampaikan bahwa Panglima TNI menginstruksikan kepada Komandan Satuan untuk melarang prajurit menggunakan alat atau senjata saat mengamankan aksi demo Rempang.
Hal tersebut untuk menghindari korban, sehingga lebih baik menurunkan prajurit lebih banyak dari pada menggunakan peralatan yang bisa mematikan,
Terkait bahasa piting-memiting yang diucapkan, Julius mengatakan bahwa arti kata piting dalam bahasa prajurit adalah merangkul.
"Karena disampaikan di forum prajurit, yang berarti setiap prajurit "merangkul" satu masyarakat agar terhindar dari bentrokan," jelas dia.
Dia menyampaikan bahwa bahasa prajurit terkadang disalahartikan oleh masyarakat lantaran tidak terbiasa dengan gaya bicara para prajurit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.