Menurut catatan WHO, sebagian besar wabah pertama di Malaysia dan Singapura disebabkan kontak langsung dengan babi yang sakit.
Sementara itu, wabah berikutnya yang terjadi di Bangladesh dan India pada 2001, dipicu oleh konsumsi buah-buahan atau produk buah yang terkontaminasi urine maupun air liur kelelawar buah.
Baca juga: Gigitan Kutu Bisa Picu Alergi Daging Merah, Apa Gejalanya?
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) melaporkan, infeksi virus Nipah dapat menyebabkan gejala ringan hingga berat, termasuk potensi kematian.
Gejala akan muncul dalam kurun waktu 4-14 hari setelah terpapar virus Nipah.
Biasanya, gejala diawali dengan demam dan sakit kepala selama 3-14 hari, disertai tanda-tanda penyakit pernapasan seperti batuk, sakit tenggorokan, dan kesulitan bernapas.
Lambat laun, penderita dapat mengalami fase peradangan otak atau ensefalitis, dengan gejala termasuk mudah kantuk dan disorientasi.
Jika mengalami ensefalitis, kondisi penderita dengan cepat dapat berkembang menjadi koma hanya dalam waktu 24-48 jam.
Baca juga: Mengenal Virus Nipah: Asal-usul, Gejala, dan Cara Mencegahnya
Berikut beberapa gejala awal infeksi virus Nipah:
Gejala dapat berkembang semakin parah, seperti:
Penyintas infeksi virus Nipah dapat mengalami efek samping jangka panjang seperti kejang terus-menerus dan perubahan kepribadian.
Baca juga: Kematian Pertama akibat Virus Oz di Dunia Terjadi di Jepang, Apa Itu?
Hingga saat ini, belum tersedia vaksin untuk melawan maupun mencegah infeksi virus Nipah.
Namun, berdasarkan pengalaman selama wabah Nipah di Malaysia, pembersihan dan disinfeksi peternakan secara rutin dan menyeluruh mungkin efektif mencegah infeksi.
Menurut WHO, sejumlah wilayah mungkin berisiko terinfeksi karena menjadi habitat beberapa spesies kelelawar, seperti Australia, Bangladesh, Kamboja, China, India, Indonesia, Madagaskar, Malaysia, Papua Nugini, Thailand, dan Timor Leste.
Lantaran belum ada vaksin, satu-satunya cara untuk mengurangi atau mencegah infeksi pada manusia adalah meningkatkan kesadaran akan faktor risiko virus Nipah.
Berikut sejumlah cara mengurangi risiko infeksi NiV:
Baca juga: Apakah Pengobatan Penyakit akibat Polusi Udara Ditanggung BPJS Kesehatan?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.