Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Medina of Marrakesh, Pusat Kebudayaan Islam Tempo Dulu yang Luluh Lantak Dihantam Gempa Maroko

Kompas.com - 10/09/2023, 08:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Sebagian besar Medina pun masih dikelilingi tembok merah abad ke-12, lengkap dengan gerbang untuk akses masuk.

Dikutip dari laman Al-Ksar, kota ini awalnya merupakan kamp militer Suku Berber asal Mauritania, etnis asli daerah Afrika Utara, timur Lembah Nil.

Seiring waktu, kota semakin berkembang, dilengkapi sistem irigasi, hingga dikelilingi tembok merah yang mulai dibangun secara bertahap pada 1120.

Kota pun bertransformasi menjadi ibu kota seluruh Almoravid, yang kala itu mencakup wilayah mulai Andalusia di Spanyol hingga Senegal.

Penguasa menjadikan Marrakesh sebagai ibu kota dan membangun kompleks kekhalifahan, pusat politik, serta militer.

Marrakesh tempo dulu juga dilengkapi distrik Kasbah, bangunan tinggi tempat tinggal pemimpin untuk bertahan saat kota diserang, serta gerbang kokoh bernama Bab Agnaou.

Masih pada abad ke-12, Masjid Koutoubia yang menjadi ikon utama dari Marrakesh pun berhasil dibangun.

Perlahan, kota ini bersinar dan menjadi pusat budaya dan seni. Bahkan, Marrakesh telah melahirkan tokoh-tokoh berpengaruh, termasuk ahli hukum dan filsuf Averroes (Ibn Rushd).

Hingga pada 1147, ibu kota Almoravid jatuh ke tangan Almohad atau Muwahhidun, wangsa Dinasti Berber yang memimpin sejak 1121.

Sejak itu, Almohad memindahkan ibu kota ke Marrakesh hingga kehancuran dinasti pada 1269.

Tahun yang sama, Marrakesh kemudian diserahkan kepada Marinids, kerajaan Muslim Berber, dengan kepindahan ibu kota di Fes yang berada di utara.

Baca juga: Mengapa Gempa Maroko Sebabkan Kerusakan Besar dan Ribuan Korban Jiwa?

Puncak sejarah Marrakesh di bawah Dinasti Saadi

Pada 1524, Dinasti Saadi atau Saadian mengambil alih kekuasaan dengan menyerbu Marrakesh dari lembah Draa dekat Sahara.

Sultan Saadian Moulay Abdallah al-Ghalib dan saudaranya Ahmad al-Mansur kemudian memilih Marrakesh sebagai ibu kota kerajaan.

Distrik Kasbah dibangun kembali dan banyak masjid mulai didirikan, termasuk Masjid Bab Doukkala pada 1557.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com