Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Ganjar Pranowo Muncul di Tayangan Azan TV, Ini Tanggapan Bawaslu

Kompas.com - 09/09/2023, 20:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kemunculan Ganjar Pranowo di tayangan azan salah satu stasiun televisi  mendapatkan sorotan dari warganet.

Pasalnya, Ganjar merupakan bakal calon presiden (bacapres) yang akan diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di pemilihan umum 2024.

Ganjar yang berstatus bacapres disebut warganet melakukan politik identitas melalui tayangan azan yang disiarkan televisi publik.

Hal tersebut, salah satunya disampaikan oleh pemilik akun X, @Yom-N-Friends, Kamis (8/9/2023).

Tayangan azan tersebut menampilkan Ganjar tengah berwudhu kemudian shalat jamaah di sebuah masjid. Ia tampak memakai baju koko berwarna putih, peci hitam, dan sarung bermotif garis.

"GP di Adzan Maghrib RCTI nih gaess..... Bukan politik identitas...??" tulis pengunggah.

Unggahan video tayangan azan itu mendapatkan banyak komentar dari warganet.

"Orang sholat di bilang politik identitas?,apa disitu belio berkampanye untuk memilih dlp pemilihan presiden mendatang?,apakh di vidio itu berkampanye untuk memilih dirinya?" tulis akun @narto30108narto.

"Semena-mena mempergunakan frekwensi milik publik untuk kepentingan golongannya sendiri," balas akun @MDakhnan.

"Bukan politik identitas, hanya ngasih informasi bahwa saya rajin sholat, dan rajin ibadah," kata pemilik akun @Hamba60455437.

"Bapak politik identitas," ujar warganet @Darmawandede21.

Hingga Sabtu (9/9/2023), unggahan video tersebut telah tayang sebanyak 1,2 juta kali, dibagikan 1.359 kali, dan disukai 4.041 warganet.

Baca juga: Ganjar Pranowo Resmi Capres PDI-P, Ini 3 Poin Instruksi Megawati


Tanggapan Bawaslu

Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Republik Indonesia Rahmat Bagja buka suara atas tayangan azan yang menampilkan Ganjar Pranowo.

"Kami sedang mengkajinya," ungkap dia kepada Kompas.com, Sabtu (9/9/2023).

Menurut Bagja, Bawaslu tengah mengkaji unsur politik dalam tayangan azan tersebut. Namun, ia enggan menyatakan soal adakah kecenderungan kampanye yang dilakukan salah satu bacapres lewat tayangan tersebut.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com