KOMPAS.com - Halusinasi adalah persepsi terhadap suatu obyek atau peristiwa yang tidak nyata dan pengalaman indrawi.
Kata "hallucination" sendiri berasal dari bahasa Latin yang memiliki arti "mengembara secara mental".
Dalam istilah sederhana, halusinasi melibatkan pendengaran, penglihatan, perasaan, penciuman, atau bahkan pengecapan terhadap hal-hal yang tidak nyata.
Baca juga: Kecubung Picu Halusinasi, Kenapa Tidak Masuk Golongan Narkotika?
Halusinasi adalah kesalahan persepsi terhadap obyek atau peristiwa yang melibatkan indra, baik penglihatan, suara, penciuman, sentuhan, maupun rasa.
Dilansir dari laman Mediline Plus NIH, halusinasi melibatkan penginderaan terhadap hal-hal yang terasa nyata namun sebenarnya tidak. Hal-hal tersebut diciptakan oleh pikiran.
Halusinasi tampak nyata, namun sebenarnya hal tersebut tidak ada. Reaksi kimia dan/atau kelainan di otak menjadi faktor utama yang menyebabkan halusinasi.
Baca juga: Ramai soal Efek Jamur Tahi Sapi Bikin Halusinasi, Benarkah?
Halusinasi biasanya merupakan gejala gangguan yang berhubungan dengan psikosis, khususnya skizofrenia.
Namun halusinasi juga dapat disebabkan oleh efek dari penggunaan narkoba, kondisi neurologis, dan beberapa situasi sementara.
Seseorang mungkin mengalami halusinasi dengan atau tanpa kesadaran bahwa apa yang dialaminya tidak nyata.
Dan ketika seseorang mengira halusinasinya nyata, maka itu bisa dianggap sebagai gejala psikotik.
Baca juga: 9 Orang Halusinasi Setelah Makan Bayam Beracun di Australia
Halusinasi sering terjadi pada orang dengan kondisi kejiwaan, termasuk skizofrenia dan gangguan bipolar.
Meski demikian seseorang tidak harus memiliki penyakit mental untuk mengalami halusinasi.
Dilansir dari laman Verywell Mind, halusinasi dapat menimbulkan berbagai gejala, tergantung jenisnya, beberapa di antaranya adalah:
Baca juga: 7 Manfaat Bangun Pagi yang Jarang Disadari, Salah Satunya Baik untuk Kesehatan Mental
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.