Dosen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman, Ismiralda Oke Putranti mengatakan, sengatan ubur-ubur mengakibatkan efek reaksi iritasi pada kulit.
Kulit akan tampak kemerahan sesuai dengan sengatannya dan muncul sensasi rasa panas seperti terbakar dan nyeri.
"Namun pada kasus-kasus tertentu, sengat ubur-ubur bahkan dapat menyebabkan reaksi sistemik, tidak hanya mengenai kulit tetapi juga sistem organ dalam," terang Okke, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (5/9/2023).
Pada seseorang yang tersengat ubur-ubur dan mengalami reaksi berat, akan muncul gejala pusing, mual, muntah, nyeri perut, nyeri dada, tekanan darah tinggi, dan gangguan jantung.
Baca juga: Ubur-ubur Bluebottle Bermunculan di Pantai Parangtritis, Ini Imbauan SAR
Saat disengat ubur-ubur, Oke menyarankan beberapa tindakan yang bisa segera dilakukan, di antaranya:
Menurut Oke, salah satu cara mengatasi sengata ubur-ubur adalah dengan merendam luka menggunakan air hangat.
"Pada kasus ringan kulit dapat dilakukan perendaman pada air hangat dan jika terdapat seperti bulu-bulu halus seperti duri yang mengandung racun pada daerah sengatan, dapat dilakukan pengambilan secara hati-hati," terang Oke.
Setelah direndam dengan air hangat, oleskan obat anti-inflamasi topikal. Namun, pada kasus berat, diperlukan pertolongan gawat darurat.
"Sering kali diperlukan perawatan di rumah sakit," imbuh Oke.
Baca juga: Ribuan Ubur-ubur Muncul di Israel, Pertanda Bencana?
Oke mengingatkan untuk tidak menggunakan cairan amoniak apalagi urine untuk mengatasi sengatan ubur-ubur.
Sebab selama ini, beredar informasi bahwa cairan urine dapat digunakan untuk mengatasi sengatan ubur-ubur.
"Kalau terkena ubur-ubur tidak disarankan penggunaan cairan amonia, urin, alkohol, air dingin karena dapat memicu pelepasan racun dari sengat ubur-ubur," kata Oke.
Baca juga: Foto Viral Ribuan Ubur-ubur Terdampar di Pantai, Ini Ceritanya
Saat mengatasi sengatan ubur-ubur, Oke lebih menyarankan agar menggunakan cairan asam cuka.
"Lebih disarankan memakai asam asetat 5 persen atau cuka," kata dia.
Senada dengan Oke, Peneliti di Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ismiliana Wirawati juga tidak menyarankan menggunakan amoniak untuk mengatasi luka-luka sengatan ubur-ubur.
"Air kencing tidak higienis, sebaiknya menggunakan amoniak dari cuka atau beli di toko kimia," kata dia kepada Kompas.com, Senin (4/9/2023).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.