KOMPAS.com - Dua kelompok perguruan silat asal Indonesia terlibat tawuran di depan stasiun kereta Changhua, Taiwan pada Sabtu, 2 September 2023 sekitar pukul 23.00 waktu setempat.
Satu orang dilaporkan tewas, sementara belasan lainnya mengalami luka-luka.
Puluhan orang yang terlibat dalam kejadian ini berhasil diamankan oleh kepolisian setempat. Sejumlah orang yang terbukti melakukan kejahatan berat tengah diproses di pengadilan.
Pihak berwenang akan melaporkan para pekerja imigran ke pihak penyalur dan perusahaan mereka. Selain itu, kantor perwakilan Indonesia di Taiwan akan diberitahu untuk membantu keluarga korban mengurus pemakaman korban tewas.
Baca juga: Kronologi WNI Tewas di Jepang, Korban Ditemukan di Apartemen Pelaku
Tawuran antara dua perguruan silat yang beranggotakan para pekerja imigran asal Indonesia di Taiwan terjadi di luar stasiun kereta Kota Changhua pada Sabtu malam.
Pihak Kepolisian Daerah Changhua mengungkapkan bentrokan ini terjadi akibat ada perbedaan pendapat di antara kedua perguruan silat.
Perbedaan pendapat ini berkaitan dengan pelatihan pencak silat. Kedua kelompok awalnya mengatur pertemuan untuk membahas perbedaan ini. Namun, situasi meningkat menjadi perkelahian bersenjata.
Diberitakan media lokal ETtoday (4/9/2023), polisi menerima laporan adanya perkelahian di alun-alun depan stasiun sekitar pukul 23.00. Polisi segera mendatangi lokasi untuk meredamnya.
Di tempat kejadian, polisi menemukan dua orang Indonesia yang dipukul mengalami luka di sekujur tubuh, termasuk tusukan di bagian belakang. Petugas ambulans segera dipanggil untuk datang ke lokasi kejadian dan membawa korban ke rumah sakit.
Dilansir dari Taiwan News (4/9/2023), satu orang Indonesia meninggal dalam kejadian ini. Ia tewas karena ditusuk dari belakang. Sementara satu orang laki-laki lain mengalami cedera serius karena ditikam empat kali.
Kepolisian juga menangkap 29 pekerja imigran Indonesia. Polisi meminta klarifikasi dan melakukan peninjauan lewat kamera CCTV. Hasilnya, ditetapkan 15 terbukti menjadi tersangka yang terlibat dalam kejahatan berat.
Lima belas tersangka dipindahkan ke Kantor Kejaksaan Distrik Changhua untuk diselidiki atas tuduhan pembunuhan, penyerangan, dan berpartisipasi dalam perkelahian yang mematikan.