Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Sengatan Ubur-ubur di Pantai, Berikut Ini Cara Mengatasinya

Kompas.com - 07/09/2023, 13:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ubur-ubur kembali muncul di sejumlah pantai Gunungkidul, DI Yogyakarta, seperti Pantai Kukup, Sepanjang, Drini, dan Somandeng.

Imbasnya, belasan pengunjung di pantai terluka karena tersengat ubur-ubur tersebut pada Minggu (3/9/2023).

Sekretaris Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron Surisdiyanto mengatakan, ubur-ubur itu muncul di pantai sejak pagi hari. Disebutkan, total 13 orang wisatawan di Pantai Krakal dan Somandeng tersengat biota laut itu.

"Untuk pengunjung tersengat sebagian anak-anak. Tidak ada yang sampai dirujuk ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan, masih bisa ditangani pos kami," kata dia, dilansir dari Kompas.com, Minggu (3/9/2023).

Para pengunjung yang tersengat ubur-ubur mengalami beberapa gejala, seperti gatal-gatal di kulit, panas, dan ruam merah pada bagian tubuh. Pada kondisi parah, gejela tersebut bisa menyebabkan sesak napas.

Baca juga: Waspadai Sengatan Ubur-ubur yang Mulai Muncul di Pantai Selatan Jawa

Penyebab ubur-ubur naik ke permukaan

Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Widodo Setiyo Pranowo mengatakan, ubur-ubur naik ke permukaan karena Angin Monsun Tenggara yang terjadi pada Juni-Agustus.

Angin tersebut menyebabkan arus permukaan dari wilayah perairan Australia menuju ke perairan pesisir selatan Jawa.

"Pada periode itu, banyak upwelling (pembalikan massa air) yang mengangkat zat hara sehingga perairan subur," terang Widodo kepada Kompas.com, Senin (4/9/2023).

Upwelling adalah naiknya massa air dari lapisan yang lebih dalam menuju ke lapisan yang lebih dangkal dengan membawa kadar garam (salinitas) dan zat hara atau nutrien yang tiggi.

Selanjutnya, nutrien itu digunakan fitoplankton untuk berkembangbiak lebih banyak dan menarik zooplankton, termasuk ubur-ubur.

"Mungkin karena ada pengaruh dari El Nino, upwelling-nya jadi berlangsung lebih lama, eksten hingga September atau hingga November," ungkap dia.

Oleh sebab itu, ubur-ubur semakin masif muncul di awal September ini.

Baca juga: Benarkah Air Kencing Bisa Mengobati Sengatan Ubur-ubur? Berikut Faktanya

 

Bahaya sengatan ubur-ubur

Dosen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman, Ismiralda Oke Putranti mengatakan, sengatan ubur-ubur mengakibatkan efek reaksi iritasi pada kulit.

Kulit akan tampak kemerahan sesuai dengan sengatannya dan muncul sensasi rasa panas seperti terbakar dan nyeri.

"Namun pada kasus-kasus tertentu, sengat ubur-ubur bahkan dapat menyebabkan reaksi sistemik, tidak hanya mengenai kulit tetapi juga sistem organ dalam," terang Okke, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (5/9/2023).

Pada seseorang yang tersengat ubur-ubur dan mengalami reaksi berat, akan muncul gejala pusing, mual, muntah, nyeri perut, nyeri dada, tekanan darah tinggi, dan gangguan jantung.

Baca juga: Ubur-ubur Bluebottle Bermunculan di Pantai Parangtritis, Ini Imbauan SAR

Cara mengatasi sengatan ubur-ubur

Saat disengat ubur-ubur, Oke menyarankan beberapa tindakan yang bisa segera dilakukan, di antaranya:

1. Direndam air hangat

Menurut Oke, salah satu cara mengatasi sengata ubur-ubur adalah dengan merendam luka menggunakan air hangat.

"Pada kasus ringan kulit dapat dilakukan perendaman pada air hangat dan jika terdapat seperti bulu-bulu halus seperti duri yang mengandung racun pada daerah sengatan, dapat dilakukan pengambilan secara hati-hati," terang Oke.

Setelah direndam dengan air hangat, oleskan obat anti-inflamasi topikal. Namun, pada kasus berat, diperlukan pertolongan gawat darurat.

"Sering kali diperlukan perawatan di rumah sakit," imbuh Oke.

Baca juga: Ribuan Ubur-ubur Muncul di Israel, Pertanda Bencana?

2. Jangan gunakan urine atau cairan amoniak

Oke mengingatkan untuk tidak menggunakan cairan amoniak apalagi urine untuk mengatasi sengatan ubur-ubur.

Sebab selama ini, beredar informasi bahwa cairan urine dapat digunakan untuk mengatasi sengatan ubur-ubur.

"Kalau terkena ubur-ubur tidak disarankan penggunaan cairan amonia, urin, alkohol, air dingin karena dapat memicu pelepasan racun dari sengat ubur-ubur," kata Oke.

Baca juga: Foto Viral Ribuan Ubur-ubur Terdampar di Pantai, Ini Ceritanya

3. Gunakan air cuka

Saat mengatasi sengatan ubur-ubur, Oke lebih menyarankan agar menggunakan cairan asam cuka. 

"Lebih disarankan memakai asam asetat 5 persen atau cuka," kata dia.

Senada dengan Oke, Peneliti di Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ismiliana Wirawati juga tidak menyarankan menggunakan amoniak untuk mengatasi luka-luka sengatan ubur-ubur.

"Air kencing tidak higienis, sebaiknya menggunakan amoniak dari cuka atau beli di toko kimia," kata dia kepada Kompas.com, Senin (4/9/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Benarkah Minum Vitamin Sebelum Makan Picu Mual dan Muntah? Ini Kata Guru Besar UGM

Benarkah Minum Vitamin Sebelum Makan Picu Mual dan Muntah? Ini Kata Guru Besar UGM

Tren
Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 15-16 Mei 2024

Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 15-16 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Potensi Cuaca Ekstrem 14-15 Mei | Dampak Berhenti Minum Teh Sebulan

[POPULER TREN] Potensi Cuaca Ekstrem 14-15 Mei | Dampak Berhenti Minum Teh Sebulan

Tren
Saat Real Madrid Daftar Jadi Polisi, Tak Ingin Menyerah sampai 'Juara'

Saat Real Madrid Daftar Jadi Polisi, Tak Ingin Menyerah sampai "Juara"

Tren
NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com