Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Tuai Protes Usai Caplok Wilayah India dan Malaysia dalam Peta Baru

Kompas.com - 31/08/2023, 12:30 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

India mengatakan, Modi telah menekankan bahwa "mengamati dan menghormati" Line of Actual Control (LAC) atau garis demarkasi sangatlah penting.

Pemerintah Modi juga telah mengucurkan miliaran dollar untuk proyek-proyek konektivitas di sisi perbatasannya.

Tujuannya untuk meningkatkan kehadiran warga sipil dan membentuk batalion paramiliter baru.

"Kami menolak klaim-klaim ini karena mereka tidak memiliki dasar. Langkah-langkah seperti itu dari pihak China hanya memperumit penyelesaian masalah perbatasan," ujar Bagchi, dikutip dari Al Jazeera.

Baca juga: Hobi Baru Remaja di China, Merawat Biji Mangga Layaknya Hewan Peliharaan

Malaysia tidak akui peta baru China

Secara terpisah, Malaysia memgambil sikap yang sama seperti India untuk menolak peta baru yang dirilis China pada Rabu (30/8/2023).

Dilansir dari Straits Times, China mengeklaim kedaulatan atas hampir seluruh Laut China Selatan.

Padahal, wilayah tersebut merupakan jalur perdagangan dengan nilai triliunan dollar setiap tahunnya.

Malaysia melayangkan protes berdasarkan klaim sepihak dari China yang menyebut Laut China Selatan sebagai wilayahnya.

Sebab, wilayah itu tumpang tindih dengan zona ekonomi eksklusif Malaysia di lepas pantai negara bagian Sabah dan Sarawak di pulau Kalimantan.

"Malaysia tidak mengakui klaim China di Laut China Selatan, seperti yang diuraikan dalam 'China Standard Map 2023 Edition', yang mencakup wilayah maritim Malaysia," kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan.

Sebelum protes dilayangkan, Malaysia sudah bersitegang dengan China soal kedaulatan masing-masing negara di Laut China Selatan.

Menurut Malaysia, permasalahan itu harus ditangani secara damai dan rasioanl melalui dialog berdasarkan hukum internasional.

Negeri Jiran juga menyampaikan, pihaknya mendukung pembuatan kode eetik yang mencakup sengekata maritim antara negara-negara Asia Tenggara.

Baca juga: Kerangka Panda Raksasa Utuh Ditemukan di Makam Kaisar China yang Berusia 2.000 Tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com