Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Budiman Sudjatmiko, Politisi PDI-P yang Nyatakan Dukung Prabowo?

Kompas.com - 19/08/2023, 14:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Politikus PDI-Perjuangan Budiman Sujatmiko mengatakan pihaknya lebih mendukung Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden dibandingkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Dukungan Budiman itu ditunjukkan dengan adanya acara deklarasi relawan Prabowo-Budiman Bersatu (Prabu) pada Jumat (18/8/2023) di Marina Convention Center Kota Semarang, Jawa Tengah.

Langkah yang dilakukan Budiman ini bisa dianggap menyimpang dari keputusan PDI-P karena partai banteng sudah menunjuk Ganjar sebagai bacapres. 

Baca juga: Manuver Budiman Sudjatmiko: Berawal dari Puja-puji, Kini Deklarasi Dukungan buat Prabowo

Alasan Budiman dukung Prabowo

Mengenai alasannya lebih memilih Prabowo daripada Ganjar, Budiman Sudjatmiko menyatakan bahwa Ganjar merupakan sosok yang baik.

Akan tetapi, dia menilai, Ganjar belum cukup mampu memimpin Indonesia, sedangkan negara ini butuh pemimpin yang strategis.

“Karena situasi global membuat Indonesia butuh kepemimpinan yang strategis. Bukan berarti Ganjar jelek,” tutur Budiman, dikutip dari Kompas.com Jumat (18/8/2023).

Menurutnya, pemimpin yang strategis akan lebih mudah dalam mencari solusi untuk tantangan perekonomian, ketahanan negara, serta teknologi di masa mendatang.

Budiman mengaku siap disanksi PDI Perjuangan mengenai dukungannya pada Prabowo tersebut.

Meski demikian, Ketua DPP PDI-P Djarot Saiful Hidayat mengatakan hingga kini Budiman masih berstatus sebagai kader PDI-P meskipun mendukung Prabowo.

"Dia masih kader. Ya, masih kader. Dan kemarin juga ditanya, masih tetap merah. Kan gitu. Masih PDI Perjuangan," kata Djarot.

Lantas sebenarnya, siapa Budiman Sudjatmiko, kader PDI-P yang mengaku mendukung Prabowo sebagai capres?

Baca juga: Prabowo dan Budiman Sudjatmiko Deklarasi Prabu, Ganjar Pamer Burung Merah-Hijau Bersama Cak Imin

Siapa Budiman Sudjatmiko?

Budiman Sudjatmiko lahir di Cilacap, Jawa Tengah pada 10 Maret 1970.

Budiman menempuh pendidikan di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, namun kegiatannya sebagai aktivis saat itu sempat membuat studinya tak tuntas.

Budiman baru menyelesaikan pendidikan tingginya setelah ia keluar dari penjara.

Ia kemudian menempuh studi Ilmu Politik di Universitas London dan Master Hubungan International di Universitas Cambridge, Inggris.

Dikutip dari Kompas.com (20/7/2023) Budiman merupakan salah satu aktivis reformasi yang  lantang menentang Orde Baru di bawah Soeharto.

Ia merupakan pendiri Partai Rakyat Demokratik (PRD), partai yang lahir dari organisasi politik bernama Persatuan Rakyat Demokratik (PRD) kisaran tahun 1994.

Organisasi tersebut mewadahi mahasiswa, buruh, aktivis, dan petani di beberapa daerah di Indonesia yang memiliki cita-cita tentang sosialisme.

Baca juga: Wacana Duet Prabowo-Erick Thohir Diprediksi Terganjal Restu Muhaimin

 

Peristiwa Kudatuli

Kerusuhan 27 Juli 1996 di Jakarta.KOMPAS/JULIAN SIHOMBING Kerusuhan 27 Juli 1996 di Jakarta.

Pada 27 Juli 1996, terjadi kerusuhan di kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Menteng, Jakarta Pusat.

Huru-hara yang dikenal dengan nama peristiwa Kudatuli (akronim dari Kerusuhan dua puluh tujuh Juli) tersebut menewaskan setidaknya 5 orang dan mengakibatkan ratusan orang luka-luka.

Kerusuhan Kudatuli pecah dipicu aksi pendukung PDI kubu Soerjadi yang menolak keputusan Kongres Jakarta yang memilih Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDI.

Saat itu, rezim Orde Baru menyebut PRD berada di balik kerusuhan Kudatuli karena dinilai telah secara nyata melawan Orde Baru.

Diberitakan Harian Kompas, 31 Juli 1996 Menko Polkam Soesilo Soedarman bahkan pernah menyebut, PRD menunjukkan kemiripan dengan PKI terutama dari istilah-istilah yang digunakan dalam manifesto politik tertanggal 22 Juli 1996.

Selain itu menurut Soesilo, PRD hanya satu dari beberapa pihak yang disebut membonceng dalam kerusuhan tersebut. Buntut dari peristiwa Kudatuli, sejumlah aktivis PRD ditangkap termasuk Budiman.

Tahun 1997, Budiman kemudian diadili dan divonis hukuman 13 tahun penjara karena dianggap sebagai aktor intelektual peristiwa Kudatuli.

Budiman sempat dipenjara selama sekitar 3,5 tahun. Namun kemudian, Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur memberinya Amnesti pada Desember 1999.

Pada tahun 2004 Budiman melanjutkan karir politiknya dengan bergabung ke PDI Perjuangan.

Ia bahkan menduduki kursi parlemen di Senayan selama dua periode yakni anggota DPR dari Fraksi PDI-P pada 2009-2014 dan 2014-2019.

Baca juga: Prabowo dan Budiman Sudjatmiko Deklarasi Prabu, Ganjar Pamer Burung Merah-Hijau Bersama Cak Imin

Mengaku cocok dengan Prabowo

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bertemu dengan politikus PDI-P Budiman Sudjatmiko. Pertemuan itu berlangsung di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2023). KOMPAS.com/ Tatang Guritno Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bertemu dengan politikus PDI-P Budiman Sudjatmiko. Pertemuan itu berlangsung di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2023).

Sebelumnya, Budiman dan Prabowo sempat melakukan pertemuan pada Selasa (19/7/2023) di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Usai pertemuan yang berlangsung selama 2 jam tersebut, Budiman mengaku memiliki kecocokan dengan Prabowo.

Dia bahkan menganggap Prabowo bisa membawa Indonesia lepas dari krisis global. Menurutnya Prabowo memiliki cara pandang kepemimpinan politik yang cocok dengannya.

“Dalam pengertian, suatu bangsa ingin bangkit di tengah turbulensi karena krisis global,” ujar Budiman dikutip dari Kompas.com (19/7/2023).

Budiman menyebut, diperlukan kerja sama dari figur berlatar belakang militer dan intelijen dengan sosok yang memiliki rekam jejak sebagai aktivis untuk menghadapi situasi saat ini.

Prabowo sendiri mengakui dirinya pernah berseberangan dengan Budiman saat masa Orde Baru di mana ia menjadi bagian militer dan Budiman sebagai aktivis.

Namun menurutnya hal itu tak menghalangi dirinya dan Budiman menjalin hubungan baik.

“Kita memang pernah berhadapan, tapi yang buat kita dulu (berbeda) suatu keadaan, kondisi, sistem. Ternyata, kenyataannya, kita sebenarnya memiliki cita-cita yang sama,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Tren
UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

Tren
Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Tren
Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Tren
Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Tren
Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com