"Kalau sampai saat ini varian Eris belum mendominasi Indonesia," ucap dia.
Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Tidak Sehat, Ini Penyebabnya Kata DLH DKI
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, menghirup udara dengan tingkat polusi yang tinggi berbahaya bagi kesehatan.
Pedoman WHO mulai 2021 menyebutkan bahwa udara dengan bersih adalah udara yang memiliki paparan tahunan PM2.5 kurang dari 5 ug/m3.
Indonesia sendiri menurut IQAir pada Rabu (9/8/2023) menduduki peringkat ketiga dengan indeks kualitas udara 124. Masuk ke dalam kategori tidak sehat.
Data tersebut diperbarui setiap hari untuk mengetahui kualitas udara di Indonesia.
Jika berlangsung terus menerus, keadaan itu bisa membahayakan kesehatan mereka yang menghirupnya.
Baca juga: Ini yang Terjadi jika Tubuh Menghirup Udara dengan Kualitas Buruk
WHO menyatakan, setiap tarikan napas, tubuh kita akan menghirup partikel-partikel kecil yang dapat merusak paru-paru, jantung, dan otak serta menyebabkan sejumlah masalah kesehatan lainnya.
Akibatnya, pencemaran udara memiliki dampak bagi kesehatan, di antaranya adalah gangguan saluran pernafasan, penyakit jantung, kanker berbagai organ tubuh, gangguan reproduksi dan hipertensi (tekanan darah tinggi).
Oleh sebab itu, Nadia mengimbau kepada masyarakat untuk kembali mengenakan masker ketika kualitas udara sedang tidak bersahabat.
"Walau sehat beraktifas di luar ruangan dapat menggunakan masker untuk mencegah polusi udara," jelas dia.
Begitu juga dengan penderita gejala betuk, pilek, dan demam yang terpaksa beraktivitas di luar rumah diharap tetap bermasker.
Baca juga: Mengapa Udara di Gunung Dingin padahal Lebih Dekat dengan Matahari?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.