KOMPAS.com - Perut buncit merupakan salah satu persoalan yang dialami oleh sebagian besar orang. Selain berdampak pada kesehatan, perut buncit juga akan memengaruhi penampilan.
Tak heran, beberapa orang memilih cara praktis agar perut tampak langsing dan kurus, yakni dengan menahannya atau dalam istilah medis disebut mencengkeram perut.
Namun, tindakan mencekeram perut ternyata memiliki dampak buruk yang tak banyak disadari.
Baca juga: Mengapa Setelah Sarapan Perut Jadi Mulas? Ini Penyebabnya
Dikutip dari Cleveland Clinic, mencengkeram perut merupakan proses mengontraksi otot perut bagian atas secara berulang untuk menarik perut ke atas dan ke dalam.
Chiropractor di Cleveland Clinic’s Medina Hospital Ohio, Adam Browning mengatakan, aktivitas ini dapat mengubah pola gerakan otot perut, sehingga menyebabkan ketidakseimbangan yang disebut sebagai sindrom jam pasir.
Seperti diketahui, jam pasir memiliki bentuk yang ramping di bagian tengahnya, mirip postur tubuh impian banyak orang. Namun, sindrom jam pasir ini justru menyakitkan dan bisa jadi masalah.
"Sindrom pasir merupakan hasil dari mencengkeram perut dalam waktu yang lama atau dengan pengulangan yang terlalu banyak," ujar Browning.
Ini membuat otot perut bagian atas menjadi hipertonik atau kencang, sedangkan otot perut bagian bawah menjadi lemah dan kurang dimanfaatkan.
Semakin Anda mencengkeram otot perut, semakin Anda melatihnya untuk tidak berfungsi.
"Dalam setiap kasus, otot yang Anda kontraksi meningkatkan tekanan intraabdominal dan mendorong paru-paru dan isi perut Anda lebih tinggi ke tulang rusuk Anda," kata dia.
Baca juga: 16 Penyebab Kram Perut Setelah Bercinta, Pantang Disepelekan
Dengan mencengkeram perut, diafragma akan berlajar berkontraksi ke arah yang berlawanan, sehingga dapat menarik tulang rusuk bagian bawah ke atas dan ke dalam.
Ini berarti ada sedikit ruang yang tersedia untuk tulang rusuk dan paru-paru Anda untuk mengembang.
Ketika paru-paru tidak memiliki ruang yang mereka butuhkan, luas permukaan untuk transportasi oksigen terbatas. Pernapasan pun akan terganggu.
Karena itu, mencengkeram perut dapat mengurangi asupan oksigen sebanyak 30 persen.
Baca juga: Kenali 3 Penyebab Sesak Napas akibat Perut Kembung
Otot-otot di punggung tengah dan bawah Anda bertanggung jawab untuk menopang tubuh bagian atas.
Namun, mencengkeram perut dapat mengacaukan otot-otot inti (perut), leher , bahu, dan punggung Anda membayar harganya dengan rasa sakit.
"Saat tubuh mencoba mencari ruang untuk tulang rusuk bisa mengembang, paru-paru mulai menekan ke atas dan dapat menyebabkan sakit leher," jelas Browning.
Ini dapat menyebabkan peningkatan ketegangan struktural di punggung tengah dan bawah, yang merupakan jangkar untuk otot perut Anda yang berkontraksi.
Baca juga: Alasan Mengapa Minum Kopi Saat Perut Kosong Berbahaya bagi Kesehatan
Mencengkeram perut terjadi di perut dan diafragma Anda, tetapi pada akhirnya juga dapat memengaruhi otot dasar panggul.
"Jaringan lunak akan melelmah karena terus-menerus meregang, tanpa mampu berkontraksi sendiri dengan frekuensi yang sama seperti di perut bagian atas," ujarnya.
Dengan dasar panggul yang lemah, akan menyebabkan kebocoran urin selama aktivitas sehari-hari, seperti tertawa, batuk, dan bersin.
Dikutip dari Today, pencengkeram perut kronis memiliki otot yang sangat berkembang di rektus abdominis atas atau perut bagian atas, serta ketegangan yang bertahan lama di wilayah itu.
Hal ini memungkinkan adanya lesung pipit di dasar tulang rusuk bagian bawah, lokasi kulit mulai masuk ke bawah.
Asisten profesor klinis terapi fisik di University of Michigan-Flint Julie Wiebe telah melihat orang-orang khawatir bahwa itu tidak dapat diubah, tetapi itu tidak benar.
"Ini benar-benar sesuatu yang dapat diubah, tetapi hanya jika Anda mengubah strategi Anda," kata Weibe.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.