Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Sakit di AS Pakai Kantong Mayat Isi Es untuk Rawat Pasien Gelombang Panas

Kompas.com - 22/07/2023, 12:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sejumlah rumah sakit (RS) di Amerika Serikat (AS) menggunakan kantong mayat berisi es untuk mendinginkan pasien yang terserang gelombang panas.

Dikutip dari BBC, hal itu disebabkan peningkatan suhu di seluruh AS terutama di bagian selatan menjadi sangat tinggi karena adanya gelombang panas yang ekstrem.

Suhu panas tersebut dapat mencapai 38 derajat celsius lebih di siang hari dan hanya turun beberapa derajat pada malam hari.

Gelombang panas menjadi lebih sering, intens, dan bertahan lama karena perubahan iklim. 

Baca juga: Cuaca Panas Landa Israel, PM Benjamin Netanyahu Dilarikan ke RS

Membuat kewalahan sistem perawatan kesehatan

Dampak kondisi panas ekstrem di AS tersebut membuat kewalahan sistem perawatan kesehatan di sejumlah rumah sakit. 

Dokter di Pusat Kesehatan Medis Valleywise, di Maricopa County, Arizona Geoff Camp mengatakan, kantong mayat dinilai ideal untuk merawat korban serangan panas.

Menurutnya, kantong mayat tersebut dapat dua kali lebih cepat mendinginkan seseorang daripada metode tradisional.

Pasien tersebut akan dimasukkan ke dalam kantong mayat berisi es yang tahan air dan memiliki cukup ruang bagi dokter melakukan prosedur perawatan.

Baca juga: Tips Menghadapi Cuaca Panas dan Gejala yang Perlu Diwaspadai

Dua negara bagian yang terdampak parah

Dilansir dari DailyMail, dua negara bagian AS yang terdampak paling parah oleh panas ekstrem ini yakni Texas dan Arizona terutama di Houston dan Phoenix.

Para pejabat medis di kedua negara bagian itu menggambarkan metode perawatan itu sebagai strategi penyelamatan nyawa di tengah pasien yang mual, pusing, dan bahkan ada yang koma.

Selain itu, pasien yang mengalami dehidrasi parah karena serangan panas ekstrem juga berisiko mengalami kejang.

Kejang itu muncul ketika pasien tidak memiliki keseimbangan elektrolit yang tepat seperti natrium, kalium, dan kalsium.

Tingkat dehidrasi pada pasien bisa kehilangan berat badan karena cairan di dalam air berkurang mencapai 10 pon atau 4,5 kg.

Hal itu membuat teknik perawatan seperti penggunaan kantong mayat yang diberi es menjadi optimal untuk rehidrasi cepat.

Baca juga: 10 Buah untuk Cegah Dehidrasi, Cocok Dikonsumsi Saat Cuaca Panas

 

Metode lainnya

Sementara itu dokter di Rumah Sakit Prebisterian di Albuquerque, New Mexico melakukan perawatan yang lebih eksperimental untuk mengatasi masalah serangan panas ekstrem pada pasiennya.

Caranya dengan menempatkan pasien di depan kipas angin dengan pakaian basah untuk mengurangi suhu tubuh yang tinggi.

Metode tersebut dinilai cukup efektif dilakukan dengan menghidrasi pasien-pasien tersebut. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

Tren
7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

Tren
5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

Tren
Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Tren
Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Tren
3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Tren
Pesona Air Terjun

Pesona Air Terjun

Tren
Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Tren
Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Tren
Ada Aturan Baru KRIS, Apakah Perawatan ICU Ditanggung BPJS Kesehatan?

Ada Aturan Baru KRIS, Apakah Perawatan ICU Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Jemaah Tolong Jemaah, Kisah Manis Persaudaraan di Madinah

Jemaah Tolong Jemaah, Kisah Manis Persaudaraan di Madinah

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com