Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bintik Matahari Capai Jumlah Terbanyak dalam 21 Tahun Terakhir, Apa Dampaknya bagi Bumi?

Kompas.com - 10/07/2023, 06:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jumlah bintik Matahari atau sunspot terpantau mencapai titik tertinggi selama hampir 21 tahun terakhir.

Temuan pada bulan lalu ini merupakan tanda aktivitas pusat tata surya mendekati puncak, atau biasa disebut dengan titik maksimum Matahari.

Diberitakan Live Science, Rabu (5/7/2023), kehadiran ratusan bintik Matahari membuat titik maksimum diprediksi lebih cepat dan jauh lebih ekstrem dari perkiraan semula.

Pada Juni 2023, Space Weather Prediction Center melaporkan, sejumlah 163 sunspot muncul di permukaan Matahari.

Bintik Matahari sebanyak itu terakhir kali teramati pada September 2002, yakni sebanyak 187 bintik.

Baca juga: Ramai soal Kiamat Internet Berbulan-bulan Dapat Terjadi, NASA Lakukan Prediksi dengan AI


Bintik Matahari tanda akan terjadi titik maksimum

Para ilmuwan memang sangat memperhatikan jumlah bercak hitam atau bintik Matahari.

Pasalnya, kehadiran sunspot merupakan cara termudah untuk melacak perubahan aktivitas pusat tata surya ini selama siklus Matahari.

Siklus Matahari merupakan siklus sebelas tahun sekali ketika jumlah bintik Matahari mencapai puncaknya.

Dilansir dari laman Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (Umsu), bintik Matahari adalah area yang memiliki medan magnet kuat.

Medan magnet di bintik Matahari bahkan bisa mencapai 2.500 kali lebih kuat dari Bumi, serta jauh lebih tinggi daripada tempat lain di area Matahari.

Bintik atau bercak hitam sendiri disebabkan oleh medan magnet yang menembus permukaan Matahari.

Kondisi tersebut hanya terjadi saat medan semakin terjerat dirinya sendiri selama siklus Matahari berlangsung, sebelum akhirnya berbalik sepenuhnya untuk memulai siklus baru.

Pada awal setiap siklus Matahari, bintang ini dalam keadaan paling tenang atau dikenal sebagai solar minimum. Saat itu, hampir tidak ada bintik Matahari sama sekali.

Namun, saat Matahari mendekati titik maksimum, jumlah bintik hitam akan meningkat tajam hingga bintang di tata surya ini nyaris tertutup.

Matahari juga mulai menyemburkan jilatan api dengan intensitas semakin sering dan kuat.

Baca juga: NASA Peringatkan Potensi Kiamat Internet pada 2025, Apa Penyebabnya?

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com