Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Kiamat Internet Berbulan-bulan Dapat Terjadi, NASA Lakukan Prediksi dengan AI

Kompas.com - 28/06/2023, 12:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAScom - Lini masa TikTok tengah ramai memperbincangkan kemungkinan internet apocalypse atau kiamat internet selama berbulan-bulan.

Topik kiamat internet tersebut salah satunya diunggah oleh akun TikTok ini, Senin (26/6/2023).

Unggahan mengonfirmasikan, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) memperingatkan kemungkinan kiamat internet.

"NASA memperingatkan 'kiamat internet' yang dapat menonaktifkan internet selama berbulan-bulan," tulis akun tersebut.

Hingga Rabu (28/6/2023), unggahan ini telah menuai lebih dari 10,6 juta tayangan, 1,4 juta suka, dan 56.600 komentar dari warganet TikTok.

Baca juga: Waspada, Prediksi Peneliti Badai Matahari Picu Kiamat Internet, Fenomena Apa Itu?


Kiamat internet dapat disebabkan badai Matahari

Dilansir dari laman pemberitaan Chron, Senin (26/6/2023), wacana terjadinya internet apocalypse atau kiamat internet berhubungan dengan kemungkinan badai Matahari.

Terlebih lagi, NASA baru-baru ini mengumumkan sistem baru yang melatih kecerdasan buatan untuk membantu memprediksi kedatangan peristiwa ekstrem tersebut.

NASA mengungkapkan, badai Matahari disebabkan bintang tata surya ini yang mengirim partikel bermuatan ke luar angkasa.

Efek badai ini terhadap Bumi pun beragam, termasuk memicu gangguan pada perangkat elektronik akibat badai geomagnetik.

Gangguan tersebut, seperti gangguan komunikasi radio frekuensi tinggi dan navigasi global positioning system (GPS).

Selain infrastruktur komunikasi di Bumi, badai Matahari juga berpotensi memengaruhi satelit di atmosfer, sehingga berdampak pada gangguan internet, sinyal ponsel, dan televisi satelit.

Pakar Ilmu Komputer University of California, Amerika Serikat, Sangeetha Abdu Jyothi dalam studi pada 2021 mengungkapkan, ada kemungkinan 1,6-12 persen akan terjadi kiamat internet selama berbulan-bulan.

Peristiwa tersebut, menurut dia, akan berlangsung dalam dekade berikutnya. Penelitian Jyothi pun memperkirakan, pemadaman berskala besar seperti ini berpotensi merugikan perekonomian AS hingga 7 miliar dollar per hari.

Baca juga: Badai Matahari Akan Hantam Bumi, Kiamat Internet Bisa Terjadi

NASA temukan petunjuk lewat Parker

Namun, para ahli NASA telah melaporkan bahwa pesawat ruang angkasa, Parker Solar Probe, menemukan petunjuk baru yang akan membantu memahami asal-usul angin Matahari.

Sebagai informasi, solar wind atau angin Matahari adalah aliran plasma atau partikel bermuatan yang keluar dari Matahari.

Halaman:

Terkini Lainnya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Tren
Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com