Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bintik Matahari Capai Jumlah Terbanyak dalam 21 Tahun Terakhir, Apa Dampaknya bagi Bumi?

KOMPAS.com - Jumlah bintik Matahari atau sunspot terpantau mencapai titik tertinggi selama hampir 21 tahun terakhir.

Temuan pada bulan lalu ini merupakan tanda aktivitas pusat tata surya mendekati puncak, atau biasa disebut dengan titik maksimum Matahari.

Diberitakan Live Science, Rabu (5/7/2023), kehadiran ratusan bintik Matahari membuat titik maksimum diprediksi lebih cepat dan jauh lebih ekstrem dari perkiraan semula.

Pada Juni 2023, Space Weather Prediction Center melaporkan, sejumlah 163 sunspot muncul di permukaan Matahari.

Bintik Matahari sebanyak itu terakhir kali teramati pada September 2002, yakni sebanyak 187 bintik.

Bintik Matahari tanda akan terjadi titik maksimum

Para ilmuwan memang sangat memperhatikan jumlah bercak hitam atau bintik Matahari.

Pasalnya, kehadiran sunspot merupakan cara termudah untuk melacak perubahan aktivitas pusat tata surya ini selama siklus Matahari.

Siklus Matahari merupakan siklus sebelas tahun sekali ketika jumlah bintik Matahari mencapai puncaknya.

Dilansir dari laman Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (Umsu), bintik Matahari adalah area yang memiliki medan magnet kuat.

Medan magnet di bintik Matahari bahkan bisa mencapai 2.500 kali lebih kuat dari Bumi, serta jauh lebih tinggi daripada tempat lain di area Matahari.

Bintik atau bercak hitam sendiri disebabkan oleh medan magnet yang menembus permukaan Matahari.

Kondisi tersebut hanya terjadi saat medan semakin terjerat dirinya sendiri selama siklus Matahari berlangsung, sebelum akhirnya berbalik sepenuhnya untuk memulai siklus baru.

Pada awal setiap siklus Matahari, bintang ini dalam keadaan paling tenang atau dikenal sebagai solar minimum. Saat itu, hampir tidak ada bintik Matahari sama sekali.

Namun, saat Matahari mendekati titik maksimum, jumlah bintik hitam akan meningkat tajam hingga bintang di tata surya ini nyaris tertutup.

Matahari juga mulai menyemburkan jilatan api dengan intensitas semakin sering dan kuat.

Para ilmuwan mencatat, saat ini Matahari berada di siklus ke-25, sejak secara resmi dimulai pada Desember 2019.

Pada akhir 2019, ilmuwan memperkirakan bahwa siklus ini akan mencapai puncak pada 2025 dengan intensitas serupa siklus sebelumnya.

Artinya, intensitas semula diprediksi akan lebih sedikit dibandingkan dengan siklus lain yang pernah tercatat.

Kendati demikian, siklus Matahari ke-25 telah berkembang dan menunjukkan tanda-tanda jauh lebih aktif daripada prediksi awal.

Oleh karenanya, para ilmuwan pun saat ini percaya bahwa solar maksimum dapat datang lebih awal dan jauh lebih kuat daripada siklus terakhir.

Dampak bagi Bumi

Selama 28 bulan terakhir, jumlah bintik Matahari yang diamati lebih tinggi dari prediksi awal, seperti diberitakan Chron, Kamis (6/7/2023).

Misalnya, angka prediksi untuk Juni hanya 77, kurang dari setengah jumlah bintik Matahari yang sebenarnya.

Kondisi saat ini lebih sejalan dengan siklus Matahari ke-23, yang memuncak antara 2000 dan 2001.

Selama titik solar maksimum tersebut, jumlah bintik Matahari tertinggi adalah 244 yang terjadi pada Juli 2000.

Di sisi lain, pada 29 Juni 2023, bintik Matahari yang baru muncul 48 jam sebelumnya tiba-tiba membengkak menjadi raksasa yang berukuran sekitar 10 kali lebih lebar dari Bumi.

Bercak hitam itu pun menjadi salah satu bintik Matahari terbesar dari siklus Matahari ke-25.

Pada 2 Juli lalu, bintik hitam ini terpantau "meludah" mengeluarkan semburan kelas X, jenis terkuat yang dapat dihasilkan Matahari.

Semburan tersebut menghantam langsung ke Bumi dan menyebabkan pemadaman radio di Amerika Serikat bagian barat serta Samudra Pasifik bagian timur.

Fenomena ini pun menjadi tanda lain yang menunjukkan bahwa titik maksimum Matahari semakin dekat dan akan lebih ekstrem dari diperkirakan.

Kendati demikian, bintik Matahari bukan satu-satunya indikator titik maksimum yang akan datang berpotensi lebih kuat dari siklus terakhir.

Tanda lain, yakni pada Maret 2023, termosfer atau lapisan atmosfer tertinggi kedua milik Bumi telah mencapai suhu tertinggi selama hampir 20 tahun.

Kondisi tersebut disebabkan termosfer yang menyerap kelebihan energi dari badai Matahari pada awal tahun 2023.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/07/10/063000765/bintik-matahari-capai-jumlah-terbanyak-dalam-21-tahun-terakhir-apa

Terkini Lainnya

Manfaat Minum Teh Melati untuk Menurunkan Risiko Diabetes Tipe 2

Manfaat Minum Teh Melati untuk Menurunkan Risiko Diabetes Tipe 2

Tren
Prakiraan BMKG: Inilah Wilayah yang Masih Dilanda Hujan Lebat 18-19 Juni 2024

Prakiraan BMKG: Inilah Wilayah yang Masih Dilanda Hujan Lebat 18-19 Juni 2024

Tren
Rekor Sapi Termahal di Dunia Harganya Mencapai Rp 65 Miliar

Rekor Sapi Termahal di Dunia Harganya Mencapai Rp 65 Miliar

Tren
[POPULER TREN] Cara Melihat Rating Penumpang Gojek dan Grab | Cara Simpan Daging di Kulkas agar Tahan Lama

[POPULER TREN] Cara Melihat Rating Penumpang Gojek dan Grab | Cara Simpan Daging di Kulkas agar Tahan Lama

Tren
Kilas Balik TWK KPK yang Disebut Gagalkan Penangkapan Harun Masiku pada 2021

Kilas Balik TWK KPK yang Disebut Gagalkan Penangkapan Harun Masiku pada 2021

Tren
Kesaksian Warga Palestina Rayakan Idul Adha di Tengah Perang, Jadi Hari Paling Menyedihkan

Kesaksian Warga Palestina Rayakan Idul Adha di Tengah Perang, Jadi Hari Paling Menyedihkan

Tren
Bisakah Daging Kurban Dimasak Medium Rare seperti Steak? Ini Kata Chef

Bisakah Daging Kurban Dimasak Medium Rare seperti Steak? Ini Kata Chef

Tren
Cara Melihat Rating Penumpang Gojek dan Grab, Ketahui Risiko Nilai Buruk

Cara Melihat Rating Penumpang Gojek dan Grab, Ketahui Risiko Nilai Buruk

Tren
Sama-sama Bermanfaat bagi Tanaman, Apa Beda Pupuk Kompos dan Urea?

Sama-sama Bermanfaat bagi Tanaman, Apa Beda Pupuk Kompos dan Urea?

Tren
Kominfo Ancam Tutup Twitter, Amankah Membuka Aplikasi yang diblokir?

Kominfo Ancam Tutup Twitter, Amankah Membuka Aplikasi yang diblokir?

Tren
5 Minuman Penurun Tekanan Darah Tinggi, Ini Daftarnya

5 Minuman Penurun Tekanan Darah Tinggi, Ini Daftarnya

Tren
Tanda-tanda Daging Kurban Tak Layak Konsumsi, Apa Saja?

Tanda-tanda Daging Kurban Tak Layak Konsumsi, Apa Saja?

Tren
Berapa Batas Maksimal Konsumsi Daging Kurban per Hari agar Tetap Sehat?

Berapa Batas Maksimal Konsumsi Daging Kurban per Hari agar Tetap Sehat?

Tren
Bagaimana Cara Menurunkan Kolesterol dengan Cepat Saat Idul Adha? Berikut 5 Daftarnya

Bagaimana Cara Menurunkan Kolesterol dengan Cepat Saat Idul Adha? Berikut 5 Daftarnya

Tren
Setelah Makan Daging Kambing, Makan 7 Buah Ini untuk Turunkan Tekanan Darah Tinggi

Setelah Makan Daging Kambing, Makan 7 Buah Ini untuk Turunkan Tekanan Darah Tinggi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke