Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Sengatan Ubur-ubur yang Mulai Muncul di Pantai Selatan Jawa

Kompas.com - 03/07/2023, 17:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Penyebab kemunculan ubur-ubur

Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Widodo Setiyo Pranowo mengatakan, ubur-ubur yang muncul di pantai selatan Jawa itu adalah Physalia physalis atau Australian bluebottle.

Menurut Widodo, ubur-ubur memang kerap muncul pada bulan Juni-November karena aktivitas angin dari benua Australia menuju ke barat-laut atau menuju ke arah Pulau Jawa.

Diduga angin tersebut menyebabkan arus permukaan dari wilayah perairan Australia menuju ke perairan pesisir selatan Jawa. 

"Angin tersebut sering disebut sebagai Angin Monsun Timur atau Angin Monsun Tenggara, dan Juli adalah puncak dari monsun timur atau tenggara tersebut," kata Widodo kepada Kompas.com, Senin (3/7/2023). 

Makanan ubur-ubur

Selain membangkitkan arus di permukaan, angin tersebut juga membangkitkan upwelling di pesisir selatan Jawa.

Upwelling adalah naiknya massa air dari lapisan yang lebih dalam menuju ke lapisan yang lebih dangkal dengan membawa kadar garam (salinitas) dan zat hara atau nutrien yang tinggi.

Nutrien tersebut kemudian digunakan oleh fitoplankton untuk berkembang biak lebih banyak.

Ahli Utama Bidang Kepakaran Oseanografi Terapan dan Manajemen Pesisir di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer juga menyebutkan, fitoplankton yang melimpah akan dimakan oleh zooplankton, sehingga populasi zooplankton ikut melimpah. Kemudian ikan dan penyu akhirnya datang juga memangsa plankton.

"Plankton-plankton, ikan, dan biota lainnya tadi kemungkinan manjadi makanan dari ubur-ubur, sehingga populasinya ubur-ubur juga patut diwaspadai turut melimpah," tutur Widodo.

Baca juga: Foto Viral Ribuan Ubur-ubur Terdampar di Pantai, Ini Ceritanya

Bahaya sengatan ubur-ubur

Diberitakan Kompas.com, Minggu (2/7/2023), efek tersengat ubur-ubur umumnya akan menimbulkan gejala gatal dan panas.

Efek sengatan juga diikuti munculnya kemerahan di bagian tubuh yang terkena tentakel.

Untuk mengatasi luka akibat sengatan ubur-ubur, Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi III Pantai Parangtritis Muhammad Arief Nugraha membeberkan pertolongan pertama yang bisa dilakukan.

Berikut pertolongan pertama jika terkena sengatan ubur-ubur:

1. Cuci luka dengan air cuka

Arief menyarankan, seseorang yang terkena sengatan ubur-ubur segera mencuci tengtakel dengan bersih.

"Yang terpenting saat terkena ubur-ubur dibersihkan terlebih dahulu dari tentakelnya yang biru-biru itu, syukur-syukur menggunakan air cuka," uajrnya, dilansir dari Kompas.com, Minggu.

2. Beri obat oles atau minyak angin

Setelah dibersihkan, beri obat oles atau minyak angin pada area kulit yang terluka.

Jika mengalami gejala sesak napas, pihaknya telah menyiapkan oksigen untuk mengantisipasi hal tersebut.

Gejala sesak napas ini biasanya terjadi ketika pengunjung yang tersengat ubur-ubur sudah bermain di air selama 30 menit dan dalam kondisi lapar.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com