KOMPAS.com - Serangan ubur-ubur ubur jenis bluebottle disebut-sebut mulai banyak terjadi di sejumlah pantai selatan Pulau Jawa.
Hal itu patut diwaspadai mengingat saat ini masih dalam musim liburan dan sejumlah keluarga dapat mengajak anak-anaknya untuk berlibur ke pantai.
Peringatan tersebut juga diberikan akun twitter @InfoFPMKI yang mengutip unggahan video Satlinmas Rescue Wilayah Operasi III Yogyakarta.
Baca juga: Ubur-ubur Beracun Sengat Belasan Wisatawan di Bantul, Belum Muncul di Gunungkidul
Tampak dalam video tersebut, sejumlah anak menangis kesakitan diduga karena tersengat ubur-ubur di pantai selatan Yogyakarta.
Efek dari sengatan ubur-ubur tersebut di antaranya bisa menyebabkan sensasi terbakar, luka, bentol, linu pada sendi dan sesak napas.
WASPADA MUSIM UBUR UBUR SEPANJANG PANTAI SELATAN.
— FPMKI (@InfoFPMKI) July 2, 2023
02/07/2023 pantai parangtritis mulai muncul ubur ubur dengan jenis ( bluebottle ) , ubur ubur ini dapat menyengat apabila tersentuh anggota tubuh, efek dari sengatan ubur2 ini : luka , bentol , linu pada sendi , sesak nafas pic.twitter.com/GiHs6r2gPD
Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi III Pantai Parangtritis Muhammad Arief Nugraha mengatakan, belasan wisatawan di kawasan Pantai Parangtritis, Bantul, DIY tersengat ubur-ubur pada Minggu (2/7/2023).
Mereka terkena sengatan ubur-ubur saat mencoba bermain air di pantai.
"Tiga hari ada 15-an wisatawan yang disengat. Untuk hari ini, Minggu (2/7/2023) lumayan banyak yang disengat," kata Arief dikutip dari Kompas.com, Minggu.
Pihaknya juga menyebutkan, mayoritas dari wisatan yang tersengat ubur-ubur tersebut adalah anak-anak.
Baca juga: Ribuan Ubur-ubur Muncul di Israel, Pertanda Bencana?
Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Widodo Setiyo Pranowo mengatakan, ubur-ubur yang muncul di pantai selatan Jawa itu adalah Physalia physalis atau Australian bluebottle.
Menurut Widodo, ubur-ubur memang kerap muncul pada bulan Juni-November karena aktivitas angin dari benua Australia menuju ke barat-laut atau menuju ke arah Pulau Jawa.
Diduga angin tersebut menyebabkan arus permukaan dari wilayah perairan Australia menuju ke perairan pesisir selatan Jawa.
"Angin tersebut sering disebut sebagai Angin Monsun Timur atau Angin Monsun Tenggara, dan Juli adalah puncak dari monsun timur atau tenggara tersebut," kata Widodo kepada Kompas.com, Senin (3/7/2023).
Selain membangkitkan arus di permukaan, angin tersebut juga membangkitkan upwelling di pesisir selatan Jawa.
Upwelling adalah naiknya massa air dari lapisan yang lebih dalam menuju ke lapisan yang lebih dangkal dengan membawa kadar garam (salinitas) dan zat hara atau nutrien yang tinggi.
Nutrien tersebut kemudian digunakan oleh fitoplankton untuk berkembang biak lebih banyak.
Ahli Utama Bidang Kepakaran Oseanografi Terapan dan Manajemen Pesisir di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer juga menyebutkan, fitoplankton yang melimpah akan dimakan oleh zooplankton, sehingga populasi zooplankton ikut melimpah. Kemudian ikan dan penyu akhirnya datang juga memangsa plankton.
"Plankton-plankton, ikan, dan biota lainnya tadi kemungkinan manjadi makanan dari ubur-ubur, sehingga populasinya ubur-ubur juga patut diwaspadai turut melimpah," tutur Widodo.
Baca juga: Foto Viral Ribuan Ubur-ubur Terdampar di Pantai, Ini Ceritanya
Diberitakan Kompas.com, Minggu (2/7/2023), efek tersengat ubur-ubur umumnya akan menimbulkan gejala gatal dan panas.
Efek sengatan juga diikuti munculnya kemerahan di bagian tubuh yang terkena tentakel.
Untuk mengatasi luka akibat sengatan ubur-ubur, Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi III Pantai Parangtritis Muhammad Arief Nugraha membeberkan pertolongan pertama yang bisa dilakukan.
Berikut pertolongan pertama jika terkena sengatan ubur-ubur:
Arief menyarankan, seseorang yang terkena sengatan ubur-ubur segera mencuci tengtakel dengan bersih.
"Yang terpenting saat terkena ubur-ubur dibersihkan terlebih dahulu dari tentakelnya yang biru-biru itu, syukur-syukur menggunakan air cuka," uajrnya, dilansir dari Kompas.com, Minggu.
Setelah dibersihkan, beri obat oles atau minyak angin pada area kulit yang terluka.
Jika mengalami gejala sesak napas, pihaknya telah menyiapkan oksigen untuk mengantisipasi hal tersebut.
Gejala sesak napas ini biasanya terjadi ketika pengunjung yang tersengat ubur-ubur sudah bermain di air selama 30 menit dan dalam kondisi lapar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.