Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Sengatan Ubur-ubur yang Mulai Muncul di Pantai Selatan Jawa

Kompas.com - 03/07/2023, 17:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Serangan ubur-ubur ubur jenis bluebottle disebut-sebut mulai banyak terjadi di sejumlah pantai selatan Pulau Jawa. 

Hal itu patut diwaspadai mengingat saat ini masih dalam musim liburan dan sejumlah keluarga dapat mengajak anak-anaknya untuk berlibur ke pantai. 

Peringatan tersebut juga diberikan akun twitter @InfoFPMKI yang mengutip unggahan video Satlinmas Rescue Wilayah Operasi III Yogyakarta. 

Baca juga: Ubur-ubur Beracun Sengat Belasan Wisatawan di Bantul, Belum Muncul di Gunungkidul

Tampak dalam video tersebut, sejumlah anak menangis kesakitan diduga karena tersengat ubur-ubur di pantai selatan Yogyakarta. 

Efek dari sengatan ubur-ubur tersebut di antaranya bisa menyebabkan sensasi terbakar, luka, bentol, linu pada sendi dan sesak napas.

15 wisatawan tersengat ubur-ubur

Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi III Pantai Parangtritis Muhammad Arief Nugraha mengatakan, belasan wisatawan di kawasan Pantai Parangtritis, Bantul, DIY tersengat ubur-ubur pada Minggu (2/7/2023).

Mereka terkena sengatan ubur-ubur saat mencoba bermain air di pantai. 

"Tiga hari ada 15-an wisatawan yang disengat. Untuk hari ini, Minggu (2/7/2023) lumayan banyak yang disengat," kata Arief dikutip dari Kompas.com, Minggu.

Pihaknya juga menyebutkan, mayoritas dari wisatan yang tersengat ubur-ubur tersebut adalah anak-anak.

Baca juga: Ribuan Ubur-ubur Muncul di Israel, Pertanda Bencana?

 

Penyebab kemunculan ubur-ubur

Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Widodo Setiyo Pranowo mengatakan, ubur-ubur yang muncul di pantai selatan Jawa itu adalah Physalia physalis atau Australian bluebottle.

Menurut Widodo, ubur-ubur memang kerap muncul pada bulan Juni-November karena aktivitas angin dari benua Australia menuju ke barat-laut atau menuju ke arah Pulau Jawa.

Diduga angin tersebut menyebabkan arus permukaan dari wilayah perairan Australia menuju ke perairan pesisir selatan Jawa. 

"Angin tersebut sering disebut sebagai Angin Monsun Timur atau Angin Monsun Tenggara, dan Juli adalah puncak dari monsun timur atau tenggara tersebut," kata Widodo kepada Kompas.com, Senin (3/7/2023). 

Makanan ubur-ubur

Selain membangkitkan arus di permukaan, angin tersebut juga membangkitkan upwelling di pesisir selatan Jawa.

Upwelling adalah naiknya massa air dari lapisan yang lebih dalam menuju ke lapisan yang lebih dangkal dengan membawa kadar garam (salinitas) dan zat hara atau nutrien yang tinggi.

Nutrien tersebut kemudian digunakan oleh fitoplankton untuk berkembang biak lebih banyak.

Ahli Utama Bidang Kepakaran Oseanografi Terapan dan Manajemen Pesisir di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer juga menyebutkan, fitoplankton yang melimpah akan dimakan oleh zooplankton, sehingga populasi zooplankton ikut melimpah. Kemudian ikan dan penyu akhirnya datang juga memangsa plankton.

"Plankton-plankton, ikan, dan biota lainnya tadi kemungkinan manjadi makanan dari ubur-ubur, sehingga populasinya ubur-ubur juga patut diwaspadai turut melimpah," tutur Widodo.

Baca juga: Foto Viral Ribuan Ubur-ubur Terdampar di Pantai, Ini Ceritanya

Bahaya sengatan ubur-ubur

Diberitakan Kompas.com, Minggu (2/7/2023), efek tersengat ubur-ubur umumnya akan menimbulkan gejala gatal dan panas.

Efek sengatan juga diikuti munculnya kemerahan di bagian tubuh yang terkena tentakel.

Untuk mengatasi luka akibat sengatan ubur-ubur, Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi III Pantai Parangtritis Muhammad Arief Nugraha membeberkan pertolongan pertama yang bisa dilakukan.

Berikut pertolongan pertama jika terkena sengatan ubur-ubur:

1. Cuci luka dengan air cuka

Arief menyarankan, seseorang yang terkena sengatan ubur-ubur segera mencuci tengtakel dengan bersih.

"Yang terpenting saat terkena ubur-ubur dibersihkan terlebih dahulu dari tentakelnya yang biru-biru itu, syukur-syukur menggunakan air cuka," uajrnya, dilansir dari Kompas.com, Minggu.

2. Beri obat oles atau minyak angin

Setelah dibersihkan, beri obat oles atau minyak angin pada area kulit yang terluka.

Jika mengalami gejala sesak napas, pihaknya telah menyiapkan oksigen untuk mengantisipasi hal tersebut.

Gejala sesak napas ini biasanya terjadi ketika pengunjung yang tersengat ubur-ubur sudah bermain di air selama 30 menit dan dalam kondisi lapar.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ramai Poster “All Eyes on Papua” di Media Sosial, Apa yang Terjadi?

Ramai Poster “All Eyes on Papua” di Media Sosial, Apa yang Terjadi?

Tren
Sosok Nikki Haley, Wanita yang Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel

Sosok Nikki Haley, Wanita yang Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel

Tren
Promo Gratis Masuk Ancol 1-21 Juni 2024, Ini Syarat dan Ketentuannya

Promo Gratis Masuk Ancol 1-21 Juni 2024, Ini Syarat dan Ketentuannya

Tren
Kartu Prakerja Gelombang 69 Dibuka Hari Ini, Klik www.prakerja.go.id

Kartu Prakerja Gelombang 69 Dibuka Hari Ini, Klik www.prakerja.go.id

Tren
7 Kelompok yang Dapat Diskon Tiket Kereta dari KAI, Ada yang Berlaku Seumur Hidup

7 Kelompok yang Dapat Diskon Tiket Kereta dari KAI, Ada yang Berlaku Seumur Hidup

Tren
SIM C1 Resmi Berlaku untuk Motor 250-500 CC, Ini Syarat dan Biayanya

SIM C1 Resmi Berlaku untuk Motor 250-500 CC, Ini Syarat dan Biayanya

Tren
Mulai 2 Juni 2024, Masuk Mekkah Tanpa Izin Haji Bisa Kena Denda, Berapa Besarannya?

Mulai 2 Juni 2024, Masuk Mekkah Tanpa Izin Haji Bisa Kena Denda, Berapa Besarannya?

Tren
Link Live Streaming Liga 1 Madura United Vs Persib Bandung Hari Ini

Link Live Streaming Liga 1 Madura United Vs Persib Bandung Hari Ini

Tren
Penjelasan Gerindra soal Baliho Budisatrio Djiwandono-Kaesang Maju Pilkada Jakarta

Penjelasan Gerindra soal Baliho Budisatrio Djiwandono-Kaesang Maju Pilkada Jakarta

Tren
Sejarah Bayar UKT Pakai Hasil Bumi di Universitas Muhammadiyah Maumere

Sejarah Bayar UKT Pakai Hasil Bumi di Universitas Muhammadiyah Maumere

Tren
BMKG Ungkap Kondisi El Nino dan La Nina Saat Musim Kemarau 2024 di Indonesia

BMKG Ungkap Kondisi El Nino dan La Nina Saat Musim Kemarau 2024 di Indonesia

Tren
MRT Jakarta Beroperasi Normal Usai Sempat Dihentikan karena Material Jatuh

MRT Jakarta Beroperasi Normal Usai Sempat Dihentikan karena Material Jatuh

Tren
Beredar Video Oknum Suporter Serang KA Pasundan di Stasiun Surabaya Gubeng, Ini Kata Daop 8

Beredar Video Oknum Suporter Serang KA Pasundan di Stasiun Surabaya Gubeng, Ini Kata Daop 8

Tren
Israel Sebut Perang Melawan Hamas Diperkirakan hingga Akhir Tahun 2024

Israel Sebut Perang Melawan Hamas Diperkirakan hingga Akhir Tahun 2024

Tren
Kumpulan Ucapan dan Twibbon Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2024

Kumpulan Ucapan dan Twibbon Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com