Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semburan Lumpur Lapindo dan Utang Rp 2 Triliun yang Belum Terbayar

Kompas.com - 21/06/2023, 17:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

Tak hanya itu, tol Surabaya-Gempol juga ikut terbenam lumpur setinggi 20-60 cm.

Baca juga: Mengenal Pulau Lusi, Pulau Baru Hasil Endapan Lumpur Lapindo

Penyebab masih misterius

Penyebab pasti terjadinya semburan gas disertai lumpur panas tersebut hingga kini masih menyisakan misteri.

Dikutip dari Kompas.id (29/5/2021), seorang mekanik PT Tiga Musim Jaya Mas, kontraktor pengeboran menyebutkan, semburan gas disebabkan pecahnya formasi sumur pengeboran.

Saat di kedalaman 9.000 kaki atau 2.743 meter, bor mengalami kemacetan saat akan diangkat untuk ganti rangkaian.

Saat itu, gas tak bisa keluar melalui saluran fire pit dalam rangkaian pipa bor dan menekan ke samping hingga akhirnya keluar permukaan melalui rawa.

Baca juga: Kilas Balik 15 Tahun Lumpur Lapindo, Penyebabnya Masih Misterius

Pada dokumen yang diterima Harian Kompas yang ditujukan kepada Lapindo Brantas Inc pada 18 Mei 2006 atau 11 hari sebelum semburan gas, rekanan proyek telah mengingatkan PT Lapindo Brantas mengenai pemasangan casing atau pipa selubung.

Pipa seharusnya sudah dipasang sebelum pengeboran sampai di formasi Kujung (lapisan tanah yang diduga mengandung gas atau minyak) di kedalaman 2.804 meter.

Namun, Lapindo sebagai operator proyek tak melakukan pemasangan casing yang memiliki diameter 9 5/8 inci pada kedalaman 2.590 meter. Padahal, pemasangan casing adalah salah satu rambu keselamatan.

Baca juga: Mengapa Oro-oro Kesongo Erupsi, dan Akankah seperti Lumpur Lapindo?

Menanggapi hal itu, Wakil Presiden PT Lapindo Brantas Bidang General Affairs Yuniwati Teryana mengatakan, sesuai dengan program pengeboran yang disetujui, pipa 9 5/8 inci akan dipasang 15-20 kaki (4,5-6 meter) di dalam formasi Kujung, sekitar 8.500 kaki.

Namun, dengan pengalaman pengeboran sumur terdekat, sumur Porong-1, casing 50 kaki di atas formasi Kujung menimbulkan masalah loss and kick yang sulit diatasi.

”Kedalaman lapisan batuan tidak bisa diprediksi tepat. Karena itu, penentuan kedalaman pipa sangat ditentukan oleh tekanan aktual formasi dan kondisi lubang saat itu,” kata Yuniwati.

Dia menjelaskan, karena belum juga sampai ke formasi Kujung, pengeboran diteruskan ke 2.667 meter.

Namun, formasi Kujung tetap belum ketemu dan survei kedalaman dengan check shot dilakukan di 2.667 meter. Meski demikian, survei ini hasilnya tak menunjukkan gambaran yang jelas.

Dari interpretasi seismik, diduga formasi Kujung ada di 2.682 meter, 2.865 meter, bahkan paling mungkin 2.926 meter. Akan tetapi, hingga 2.804 meter tetap belum ketemu.

Kemudian diputuskan untuk terus mengebor hingga menembus formasi Kujung hingga 2.865 meter mempertimbangkan kick tolerance pengeboran maksimum.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com