Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Garuda Indonesia Jatuh di Jepang, 3 Orang Tewas

Kompas.com - 13/06/2023, 06:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pesawat Garuda Indonesia nomor penerbangan 865 jatuh dan terbakar di Bandara Fukuoka, Jepang pada 13 Juni 1996.

Akibat insiden ini, tiga orang dilaporkan tewas dan puluhan lainnya luka-luka. 

Pesawat jenis Douglas DC-10 dari pabrikan McDonnell Douglas ini dijadwalkan terbang dengan rute penerbangan Fukuoka-Denpasar-Jakarta.

Namun pesawat gagal lepas landas di landasan pacu 16 Bandara Fukuoka karena terbakar dan terbelah menjadi tiga bagian. 

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Garuda DC-10 Terbakar dan Terbelah Tiga di Fukuoka

Penumpang mayoritas warga Jepang

Menurut keterangan Kementerian Transportasi Jepang, mayoritas penumpang pesawat adalah warga Jepang, kecuali dua orang warga Indonesia.

Penumpang kebanyakan adalah para turis yang akan berlibur dan para pengantin baru yang ingin berbulan madu di Bali.

Dikutip dari Harian Kompas, 14 Juni 1996, sebelumnya pesawat dalam kondisi layak terbang.

Bahkan, pesawat sempat menjalani perawatan menjelang terbang dari Jepang ke Indonesia sesuai dengan prosedur yang berlaku dan dilakukan pihak Japan Airlines (JAL).

Disebutkan bahwa mesin pesawat yang terbakar juga baru diganti pada 25 Januari 1995 atau setahun sebelum kejadian.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Sriwijaya Air Tabrak 3 Orang Petani Sayur di Jambi

Kronologi kecelakaan

Menurut korban selamat, pesawat sempat mengudara sebelum mendadak jatuh dan terasa dua benturan keras, meluncur keluar landasan, dan berhenti di rerumputan buffer zone.

Pesawat tersebut keluar landasan sejauh sekitar 500 meter, dengan perangkat roda dan kedua mesin copot dari kedudukannya.

Namun, keterangan itu disebut kurang masuk akal. Sebab kecepatan diperkirakan masih berada di bawah decision speed V1 atau sekitar 150 knot.

Jika pesawat sudah mengudara, potensi korban meninggal akan lebih banyak.

Sementara itu, seorang penumpang bernama Kazumi Yoshi-take (28) menerangkan, sebelum pesawat jatuh, sempat terjadi getaran keras.

"Semula saya kira itu adalah getaran biasa yang biasa kita rasakan saat pesawat mengudara. Tapi tiba-tiba ada benturan keras dan saya merasakan pesawat bergetar lebih keras," ujarnya.

Beberapa detik kemudian, ia mendapatkan kabin DC-10 diselimuti asap pekat. Beberapa penumpang pun keluar melalui pintu evakuasi. 

Beberapa penumpang lain disebut ada yang merangkak melalui celah patah badan pesawat, lalu melompat keluar dari DC-10 yang tengah diamuk api.

Sekitar 30 mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan kobaran api dengan menyemprotkan cairan busa ke pesawat yang terbelah menjadi tiga.

Baca juga: 6 Pesawat Tempur F-16 Milik Angkatan Udara AS Mendarat di Pekanbaru, Akan Latihan Bareng TNI AU

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Tren
Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com