Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkendara Sambil Bengong tapi Bisa Sampai Tujuan, Pakar Sebut "Muscle Memory"

Kompas.com - 09/05/2023, 06:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang warganet membagikan sebuah video yang berisi pengalamannya saat tidak fokus berkendara tapi bisa sampai di tujuan.

Video tersebut dibagikan akun TikTok ini pada Rabu (16/6/2021).

Dalam videonya, pengunggah menunjukkan kalau ia sempat bengong dan banyak pikiran selama perjalanan. Namun begitu sadar, ia telah sampai di lokasi tujuan semula.

@nhdazhr Kalian suka gini ga sih kalo lg nyetir? Suka bengong sendiri di jalan dan gasadar kalo lagi nyetir:( #fyp ? L I F E L E T T E R S - Bryan

"Kalian suka gini ga sih kalau lagi nyetir? Suka bengong sendiri di jalan dan nggak sadar kalau lagi nyetir," tulisnya.

Video tersebut mendapatkan banyak reaksi dari warganet lainnya. Banyak dari mereka yang pernah mengalami kejadian serupa.

"Bener wkwk, tapi masih bisa mengendalikan gitu loh. Ngerti nggak sih," tulis seorang warganet.

"Tiba-tiba sampai tujuan terus sadar anjir daritadi gue bawa motor," tulis akun lainnya.

"Iya anjir sampai suka takut sendiri, kok gue bisa nggak sadar," ujar warganet lain.

Hingga Senin (8/5/2023), video tersebut telah tayang sebanyak 1,5 juta kali, disukai 185.500 kali, disukai 3.010 pengguna, dan dibagikan 3.480 kali.

Lalu, adakah penjelasan di balik kondisi orang yang bisa berkendara dan tiba sampai tujuan padahal sambil bengong atau tidak fokus?

Baca juga: Viral, Foto Pemotor Kena Tilang Elektronik karena Tidak Pakai Helm Saat Berkendara di Jalan Persawahan, Ini Kata Polisi

Penjelasan pakar

Psikolog klinis dari Personal Growth, Shierlen Octavia menjelaskan bahwa kondisi tersebut disebut sebagai memori otot.

"Secara psikologis, kita memiliki yang disebut sebagai muscle memory atau memori otot," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (8/5/2023).

Shierlen menjelaskan, memori otot terjadi saat seseorang terbiasa melakukan sesuatu berulang-ulang. Contohnya berkendara.

Tubuh orang tersebut kemudian akan mengingat setiap prosesnya hingga tindakan ini menjadi sesuatu yang otomatis dilakukan tubuh.

"Alhasil, otak kita tidak perlu lagi dengan sengaja berpikir, mengingat, dan mengontrol gerakan kita. Misalnya, ketika berbelok ke kanan atau mengerem. Inilah yang disebut sebagai muscle memory," jelasnya.

Keadaan ini, menurut Shierlen, terutama terbentuk ketika orang tersebut sudah sering melewati rute tertentu, seperti melalui rute kantor ke rumah dan sebaliknya selama hampir setiap hari.

Kebiasaan ini membuat otak membentuk jalannya secara kognitif, tanpa butuh benar-benar fokus terhadap tindakan yang sedang dilakukan.

Baca juga: Ramai Video Abdi Dalem Keraton Jogja Berkendara Tanpa Helm, Benarkah Bebas Tilang?

Sisi positif dan negatif

Shierlen mengatakan memori otot ini memiliki kelebihan maupun kekurangan saat terlaksana.

"Di satu sisi, hal ini membantu ketika kita diharuskan untuk melakukan beberapa hal dalam waktu bersamaan," kata dia.

Sebaliknya, memori otot juga menunjukkan bahwa orang tersebut sering kali kurang mindful dalam melakukan sesuatu. Akibatnya, kekurangfokusan itu membuat tubuh bekerja secara autopilot.

Mindful merupakan kesadaran penuh yang dimiliki seseorang terhadap apa yang terjadi di sekitarnya.

"Oleh karena itu, kita perlu tetap fokus, terutama ketika berkendara, agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan," jelas Shierlen.

Baca juga: Ramai soal Bahaya Abu Rokok Saat Berkendara Mengenai Pengendara Lain, Dokter: Bisa Melukai Kornea

Cara fokus sepanjang perjalanan

Ilustrasi berkendara bersama anggota keluarga. 

Dok. Shutterstock/imtmphoto Ilustrasi berkendara bersama anggota keluarga.
Dilansir dari Kompas.com (21/5/2019), Training Director The Real Driving Center (RDC), Marcell Kurniawan mengungkapkan beberapa cara yang bisa dilakukan untuk melatih mata supaya tetap fokus di perjalanan.

Menurutnya, mata harus tetap mendapatkan rangsangan agar tetap fokus saat mengemudi. Tidur dan istirahat saja tidak cukup menjaga mata agar tidak bosan. 

"Agar tidak cepat bosan selalu gerakan mata setiap 2 detik sekali dan cek spion setiap 8 detik sekali. Juga isi perjalanan dengan obrolan dengan penumpang agar terhindar dari rasa bosan," kata Marcell.

"Kalau sudah terlalu membosankan berhenti di rest area terdekat," sambungnya.

Marcell mengatakan, pengendara memang sebaiknya memiliki teman perjalanan yang kooperatif.

Baca juga: Viral, Foto Pemotor Kena Tilang Elektronik karena Tidak Pakai Helm Saat Berkendara di Jalan Persawahan, Ini Kata Polisi

 

Selain itu, akan lebih baik kalau keduanya bisa mengemudi. Ini agar mereka bisa bergantian selama perjalanan.

"Usahakan miliki tandem bila harus mengemudi dengan waktu tempuh lebih dari 6 jam," lanjutnya.

Selain itu, Marcell mengungkapkan setiap orang memiliki kemampuan fokus yang berbeda saat berkendara.

Namun, menurutnya, ada studi yang melarang seseorang mengemudi lebih dari 8 jam secara terus menerus. Tindakan ini dilarang karena di luar batas kemampuan fisik manusia normal.

"Wajib untuk melakukan istirahat setiap 2 jam sekali, serta setiap 4 jam wajib tidur sekitar 10 sampai 15 menit agar badan segar kembali. Tapi sebelum melakukan perjalanan jauh, usahakan tidur terlebih dahulu minimal 45 menit," pungkasnya.

Baca juga: Mak-Emak Pengajian dan Pemuda Berkendara Rubicon: Pergeseran Kelas Sosial di Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

BMKG Deteksi Kemunculan Bibit Siklon Tropis 93W, Apa Dampaknya?

BMKG Deteksi Kemunculan Bibit Siklon Tropis 93W, Apa Dampaknya?

Tren
Penyebab Anjing Peliharaan Tidur Berlebihan, Kapan Anda Perlu Khawatir?

Penyebab Anjing Peliharaan Tidur Berlebihan, Kapan Anda Perlu Khawatir?

Tren
Apa Itu Turbulensi? Ini Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya pada Pesawat

Apa Itu Turbulensi? Ini Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya pada Pesawat

Tren
Harga dan Cara Beli Tiket Fanmeeting Byeon Wooseok di Jakarta

Harga dan Cara Beli Tiket Fanmeeting Byeon Wooseok di Jakarta

Tren
Soal Kasus Fat Cat di China, Polisi Sebut Mantan Pacar Tidak Bersalah

Soal Kasus Fat Cat di China, Polisi Sebut Mantan Pacar Tidak Bersalah

Tren
Meteor Biru Melintasi Langit Spanyol dan Portugal, Ini Penjelasan Badan Antariksa Eropa

Meteor Biru Melintasi Langit Spanyol dan Portugal, Ini Penjelasan Badan Antariksa Eropa

Tren
7 Orang Dekat SYL yang Disebut Dapat Duit dari Kementan

7 Orang Dekat SYL yang Disebut Dapat Duit dari Kementan

Tren
Penjelasan TNI AL soal Lettu Eko Disebut Akhiri Hidup karena Judi

Penjelasan TNI AL soal Lettu Eko Disebut Akhiri Hidup karena Judi

Tren
Ada 2 WNI, Ini Daftar Penumpang Singapore Airlines yang Alami Turbulensi

Ada 2 WNI, Ini Daftar Penumpang Singapore Airlines yang Alami Turbulensi

Tren
Angka Kematian akibat Kecelakaan di Swedia Terendah, Apa Rahasianya?

Angka Kematian akibat Kecelakaan di Swedia Terendah, Apa Rahasianya?

Tren
Viral, Video Balita Ketumpahan Minyak Panas di Yogyakarta, Ini Kronologinya

Viral, Video Balita Ketumpahan Minyak Panas di Yogyakarta, Ini Kronologinya

Tren
Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan Hari Ini, Begini Cara Ceknya

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan Hari Ini, Begini Cara Ceknya

Tren
Virus Raksasa Berusia 1,5 Miliar Tahun Ditemukan di Yellowstone, Ungkap Asal-usul Kehidupan di Bumi

Virus Raksasa Berusia 1,5 Miliar Tahun Ditemukan di Yellowstone, Ungkap Asal-usul Kehidupan di Bumi

Tren
3 Cara Melihat Aplikasi dan Situs yang Terhubung dengan Akun Google

3 Cara Melihat Aplikasi dan Situs yang Terhubung dengan Akun Google

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 22-23 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 22-23 Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com