KOMPAS.com - Seorang warganet membagikan sebuah video yang berisi pengalamannya saat tidak fokus berkendara tapi bisa sampai di tujuan.
Video tersebut dibagikan akun TikTok ini pada Rabu (16/6/2021).
Dalam videonya, pengunggah menunjukkan kalau ia sempat bengong dan banyak pikiran selama perjalanan. Namun begitu sadar, ia telah sampai di lokasi tujuan semula.
@nhdazhr Kalian suka gini ga sih kalo lg nyetir? Suka bengong sendiri di jalan dan gasadar kalo lagi nyetir:( #fyp ? L I F E L E T T E R S - Bryan
"Kalian suka gini ga sih kalau lagi nyetir? Suka bengong sendiri di jalan dan nggak sadar kalau lagi nyetir," tulisnya.
Video tersebut mendapatkan banyak reaksi dari warganet lainnya. Banyak dari mereka yang pernah mengalami kejadian serupa.
"Bener wkwk, tapi masih bisa mengendalikan gitu loh. Ngerti nggak sih," tulis seorang warganet.
"Tiba-tiba sampai tujuan terus sadar anjir daritadi gue bawa motor," tulis akun lainnya.
"Iya anjir sampai suka takut sendiri, kok gue bisa nggak sadar," ujar warganet lain.
Hingga Senin (8/5/2023), video tersebut telah tayang sebanyak 1,5 juta kali, disukai 185.500 kali, disukai 3.010 pengguna, dan dibagikan 3.480 kali.
Lalu, adakah penjelasan di balik kondisi orang yang bisa berkendara dan tiba sampai tujuan padahal sambil bengong atau tidak fokus?
Psikolog klinis dari Personal Growth, Shierlen Octavia menjelaskan bahwa kondisi tersebut disebut sebagai memori otot.
"Secara psikologis, kita memiliki yang disebut sebagai muscle memory atau memori otot," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (8/5/2023).
Shierlen menjelaskan, memori otot terjadi saat seseorang terbiasa melakukan sesuatu berulang-ulang. Contohnya berkendara.
Tubuh orang tersebut kemudian akan mengingat setiap prosesnya hingga tindakan ini menjadi sesuatu yang otomatis dilakukan tubuh.
"Alhasil, otak kita tidak perlu lagi dengan sengaja berpikir, mengingat, dan mengontrol gerakan kita. Misalnya, ketika berbelok ke kanan atau mengerem. Inilah yang disebut sebagai muscle memory," jelasnya.
Keadaan ini, menurut Shierlen, terutama terbentuk ketika orang tersebut sudah sering melewati rute tertentu, seperti melalui rute kantor ke rumah dan sebaliknya selama hampir setiap hari.
Kebiasaan ini membuat otak membentuk jalannya secara kognitif, tanpa butuh benar-benar fokus terhadap tindakan yang sedang dilakukan.
Baca juga: Ramai Video Abdi Dalem Keraton Jogja Berkendara Tanpa Helm, Benarkah Bebas Tilang?
Shierlen mengatakan memori otot ini memiliki kelebihan maupun kekurangan saat terlaksana.
"Di satu sisi, hal ini membantu ketika kita diharuskan untuk melakukan beberapa hal dalam waktu bersamaan," kata dia.
Sebaliknya, memori otot juga menunjukkan bahwa orang tersebut sering kali kurang mindful dalam melakukan sesuatu. Akibatnya, kekurangfokusan itu membuat tubuh bekerja secara autopilot.
Mindful merupakan kesadaran penuh yang dimiliki seseorang terhadap apa yang terjadi di sekitarnya.
"Oleh karena itu, kita perlu tetap fokus, terutama ketika berkendara, agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan," jelas Shierlen.
Baca juga: Ramai soal Bahaya Abu Rokok Saat Berkendara Mengenai Pengendara Lain, Dokter: Bisa Melukai Kornea
Menurutnya, mata harus tetap mendapatkan rangsangan agar tetap fokus saat mengemudi. Tidur dan istirahat saja tidak cukup menjaga mata agar tidak bosan.
"Agar tidak cepat bosan selalu gerakan mata setiap 2 detik sekali dan cek spion setiap 8 detik sekali. Juga isi perjalanan dengan obrolan dengan penumpang agar terhindar dari rasa bosan," kata Marcell.
"Kalau sudah terlalu membosankan berhenti di rest area terdekat," sambungnya.
Marcell mengatakan, pengendara memang sebaiknya memiliki teman perjalanan yang kooperatif.
Selain itu, akan lebih baik kalau keduanya bisa mengemudi. Ini agar mereka bisa bergantian selama perjalanan.
"Usahakan miliki tandem bila harus mengemudi dengan waktu tempuh lebih dari 6 jam," lanjutnya.
Selain itu, Marcell mengungkapkan setiap orang memiliki kemampuan fokus yang berbeda saat berkendara.
Namun, menurutnya, ada studi yang melarang seseorang mengemudi lebih dari 8 jam secara terus menerus. Tindakan ini dilarang karena di luar batas kemampuan fisik manusia normal.
"Wajib untuk melakukan istirahat setiap 2 jam sekali, serta setiap 4 jam wajib tidur sekitar 10 sampai 15 menit agar badan segar kembali. Tapi sebelum melakukan perjalanan jauh, usahakan tidur terlebih dahulu minimal 45 menit," pungkasnya.
Baca juga: Mak-Emak Pengajian dan Pemuda Berkendara Rubicon: Pergeseran Kelas Sosial di Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.