Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Tips untuk Menghadapi Cuaca Panas dari Dokter dan Ahli Nutrisi

Kompas.com - 26/04/2023, 13:17 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa negara-negara di wilayah Asia sedang mengalami suhu panas ekstrem selama sepekan terakhir, tak terkecuali Indonesia.

Meskipun Indonesia tidak mengalami gelombang panas, suhu maksimum udara permukaan juga tergolong panas.

Melalui akun resmi Instagram @infobmkg, Sabtu (22/4/2023), BMKG mengungkapkan beberapa penyebab suhu panas yang terjadi di Indonesia. Berikut beberapa di antaranya:

  1. Dinamika atmosfer yang tidak biasa.
  2. Suhu panas bulan April di wilayah Asia Selatan secara klimatologis dipengaruhi oleh gerak semu Matahari, lonjakan panas tahun 2023 adalah yang terparah.
  3. Tren pemanasan global dan perubahan iklim, gelombang panas heatwave semakin berisiko berpeluang terjadi 30 kali lebih sering.
  4. Dominasi monsun Australia, Indonesia memasuki musim kemarau.
  5. Intensitas maksimum radiasi Matahari pada kondisi cuaca cerah dan kurangnya tutupan awan.

Untuk menghadapi cuaca panas yang sedang terjadi akhir-akhir ini, dokter spesialis penyakit dalam Andi Khomeini Takdir Haruni menyampaikan beberapa tips untuk menghindari cuaca panas ekstrem yang sedang terjadi akhir-akhir ini. Berikut beberapa di antaranya:

Tips menjalani hari saat cuaca panas ekstrem

1. Minum air yang cukup

Ilustrasi seorang wanita minum air putih.Freepik Ilustrasi seorang wanita minum air putih.
Andi menganjurkan agar seseorang bisa lebih banyak minum air putih untuk mencukupi cairan dalam tubuh. Minum banyak air penting untuk mencegah terjadinya dehidrasi di tengah cuaca panas. 

"Minum cukup air setidaknya 30-50 cc/ml per kilogram berat badan," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (26/4/2023).

"Jadi, misalnya berat badannya 50 kg, maka dikalikan dengan 50 cc, maka kebutuhan air minumnya adalah 50x50 = 2.500 ml atau 2,5 liter per hari,” sambungnya.

2. Beraktivitas di dalam ruangan

Andi menyampaikan, jika seseorang tidak memiliki aktivitas mendesak, usahakan tetap beraktivitas di dalam ruangan. Hal ini mengingat bahwa cuaca panas dapat membuat tubuh mengeluarkan banyak cairan.

Ia menyarankan, bila seseorang memiliki aktivitas di luar, perlu menambah asupan air atau cairan tubuh agar tidak dehidrasi.

Baca juga: Gelombang Panas Landa Asia, 13 Warga India Dilaporkan Tewas dan Sekolah Ditutup

3. Kurangi minuman manis, berkafein, dan sebagainya

Ilustrasi kopiPEXELS/Chevanon Photography Ilustrasi kopi
Memenuhi asupan cairan tubuh di tengah cuaca panas seperti saat ini memang perlu dilakukan. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika ingin mengonsumsi minuman.

Andi mengimbau agar sedikit mungkin untuk mengonsumsi minuman-minuman berkafein, minuman berenergi, alkohol, dan minuman yang mengandung pemanis buatan. 

Minum-minuman manis dan sebagainya saat cuaca panas, dapat membuat tenggorokan menjadi lebih cepat terasa kering.

4. Gunakan pakaian yang tipis

Tips selanjutnya adalah dengan memakai pakaian yang tipis, berbahan dingin, dan memiliki bahan yang cepat kering.

"Menggunakan pakaian yang cepat kering membuat badan tidak lembab dan tidak gerah," ucap Andi.

Baca juga: BMKG Sebut Indonesia Tidak Alami Gelombang Panas, Ini Alasannya

5. Gunakan tabir surya

Ilustrasi mengaplikasikan sunscreen atau tabir surya untuk melindungi kulit dari paparan sinar UV.PEXELS/MOOSE PHOTOS Ilustrasi mengaplikasikan sunscreen atau tabir surya untuk melindungi kulit dari paparan sinar UV.
Ahli nutrisi, dr Tan Shot Yen, turut memberikan beberapa tipsnya untuk menghadapi cuaca panas yang terjadi saat ini. Salah satunya dengan selalu menggunakan tabir surya atau sunscreen saat berada di luar ruangan.

Ia mengungkapkan bahwa semakin besar angka SPF (Sun Protection Factor) maka semakin maksimal juga perlindungannya terhadap sinar UV Matahari.

Misalnya, SPF 50 artinya perlindungan sunscreen membuat kulit membutuhkan waktu 50 kali lebih lama untuk terbakar sinar matahari.

Sementara itu, sunscreen dengan SPF 30 artinya dapat memberikan perlindungan selama 300 menit.

"Jadi pemakaian SPF memang perlu diulang setelah 300 menit sekali," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (26/4/2023).

6. Kurangi konsumsi gorengan dan makanan berlemak

Tan mengungkapkan, seseorang juga perlu menghindari makanan berlemak seperti gorengan dan juga makanan pedas berminyak. 

Makanan berminyak dapat menggangu tenggorokan sehingga membuat tenggorokan menjadi sakit dan bisa berpengaruh pada kesehatan seseorang.

"Mau faktor cuaca atau bukan, gorengan memang tidak sehat, jadi perlu untuk dihindari," ucapnya.

Baca juga: 7 Cara Mengobati Panas Dalam secara Alami

7. Perbanyak makan sayur dan buah

Ilustrasi buah-buahan keringShutterstock/5PH Ilustrasi buah-buahan kering
Selain minum air yang cukup, Tan juga mengimbau agar seseorang mengonsumsi sayur dan buah untuk menu makannya.

Sayur dan buah-buahan dapat dijadikan nutrisi tambahan agar tubuh tetap fit. 

"Pastikan tiap makan ada sayur, buah, serta cukup minum. Untungnya, Ramadhan sudah selesai jadi seseorang bisa memenuhi asupan airnya agar tidak dehidrasi," kata Tan.

Gejala yang harus diwaspadai

Saat menjalani aktivitas di cuaca panas seperti saat ini, seseorang harus tetap waspada akan gejala yang ditimbulkan tubuh yang bisa saja mengidentifikasi suatu penyakit tertentu.

Dilansir dari akun resmi Instagram @Kemenkes_ri, berikut beberapa gejala yang harus diwaspadai:

  • Keringat berlebih
  • Kulit terasa panas dan kering
  • Rasa berdebar atau jantung terasa berdetak lebih cepat
  • Kulit terlihat pucat
  • Kram pada kaki maupun abdoman
  • Urin yang sedikit dan berwarna kuning pekat

Apabila muncul gejala-gejala di atas, seseorang bisa mendinginkan tubuh dengan menggunakan kain basah atau spons basah pada pergelangan tangan, leher, dan lipatan tubuh lainnya.

Selain itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga mengimbau agar segera minum air untuk mencegah tubuh mengalami dehidrasi. Namun, jika gejala tak kunjung membaik, segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan.

Baca juga: BMKG Sebut Indonesia Tidak Alami Gelombang Panas, Ini Alasannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Daftar Lengkap Link Pengumuman Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024, Cek di Sini!

Daftar Lengkap Link Pengumuman Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024, Cek di Sini!

Tren
Aturan Baru, Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap Kecuali Kategori Ini

Aturan Baru, Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap Kecuali Kategori Ini

Tren
Pesawat Boeing 757 Milik Donald Trump Menabrak Pesawat Komersial di Bandara Florida

Pesawat Boeing 757 Milik Donald Trump Menabrak Pesawat Komersial di Bandara Florida

Tren
4 Fakta Anak Bunuh Ibu di Sukabumi, Sempat Tidur dengan Badan Penuh Bercak Darah

4 Fakta Anak Bunuh Ibu di Sukabumi, Sempat Tidur dengan Badan Penuh Bercak Darah

Tren
Cuaca Panas, Hindari Pakai Baju Berbahan Ini agar Tak Bau Badan

Cuaca Panas, Hindari Pakai Baju Berbahan Ini agar Tak Bau Badan

Tren
KRIS BPJS Kesehatan Siap Diterapkan, Mungkinkah Iuran Dipukul Rata?

KRIS BPJS Kesehatan Siap Diterapkan, Mungkinkah Iuran Dipukul Rata?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com