KOMPAS.com - Kalimat “Minal Aidin Wal Faizin” sering diucapkan ketika merayakan Idul Fitri atau Lebaran.
Kalimat itu biasanya disertai dengan ucapan “Mohon maaf lahir dan batin” bermaaf-maafan di hari Lebaran.
Meskipun ucapan “Minal Aidin Wal Faizin” sangat umum ketika Lebaran, tetapi tidak banyak orang memahami makna dan arti di balik kalimat ini.
Sebagian orang juga mengira bahwa “Minal Aidin Wal Faizin” memiliki arti mohon maaf lahir dan batin saat mereka bermaaf-maafan. Lantas, benarkah demikian?
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama IAIN Surakarta Syamsul Bakri menjelaskan makna dan arti minal aidin wal faizin yang kerap diungkapkan saat Lebaran.
Dilansir dari Kompas.com, ia menerangkan bahwa minal aidin wal faizin adalah penggalan dari ungkapan doa.
Kalimat lengkap dari doa yang dimaksud Syamsul adalah ja'alanallah minal aidin wal faizin.
“Sebenarnya itu potongan (doa),” kata Syamsul.
Baca juga: 4 Aplikasi buat Pantau Kemacetan Lalu Lintas saat Mudik Lebaran 2023
Lebih lanjut, Syamsul yang juga pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Afkar Klaten turut membeberkan arti minal aidin wal faizin yang selama ini sering disalahartikan ketika Lebaran.
Ia mengatakan bahwa arti dari doa tersebut adalah “Semoga Allah menjadikan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang kembali dan orang-orang yang memperoleh kemenangan”.
Adapun, maksud dari kata kembali adalah kembali kepada kesucian dan fitrah karena selama bulan Ramadhan dosa-dosa mereka yang berpuasa dan rajin beribadah telah dihapus.
“Kadang orang memahaminya mohon maaf lahir dan batin. Padahal itu sebenarnya doa yang dipotong,” tandas Syamsul.
Baca juga: Jokowi Akan Shalat Idul Fitri di Solo, Lebaran Bersama Keluarga
Syamsul juga menjelaskan bahwa umat Islam di dunia memiliki kalimat lain yang bisa diucapkan ketika Lebaran.
Kalimat yang ia maksud adalah “taqabbalallahu minna wa minkum taqabbal ya karim”.
Kalimat tersebut diucapkan sebagai maksud untuk mendoakan sesama Muslim agar puasa dan ibadah selama Ramadhan mereka diterima.
Syamsul menambahkan, kalimat itu sudah ada sejak zaman sahabat Nabi Muhammad SAW dan bisa digabungkan dengan minal aidin wal faizin.
Jika digabung kalimat secara lengkap berbunyi “taqabbalallahu minna wa minkum minal wa ja'alanallah minal aidin wal faizin”.
Baca juga: Mengapa Penentuan Awal Puasa dan Lebaran Kadang Berbeda?
Di balik populernya minal aidin wal faizin ketika Lebaran, ternyata ada sebuah peristiwa besar yang menandai lahirnya kalimat ini.
Dilansir dari Kompas.com, kalimat minal aidin wal faizin ternyata pertama kali diucapkan oleh masyarakat Madinah.
Hal tersebut dimulai ketika masyarakat Madinah menerima kedatangan kembali Rasulullah dari Perang Badar.
Perang Badar adalah perang besar ketika umat Islam berhadapan dengan kaum Quraisy pada bulan Ramadhan.
Pada saat itu, kekuatan antara umat Islam dengan kaum Quraisy tidak seimbang karena perbedaan jumlah.
Umat Islam hanya berjumlah 313 orang, sementara kaum Quraisy diperkuat oleh 1.000 orang.
Walau masyarakat Madinah sempat cemas dengan hasil perang, mereka bisa bernapas lega setelah mendengar kabar Rasulullah dan pasukannya menang.
Mereka kemudian mengucapkan kalimat minal aidin wal faizin yang kemudian direspons oleh Rasulullah dengan sebuah peringatan.
“Kita kembali dari jihad kecil untuk menyongsong jihad yang lebih besar,” kata Rasulullah.
Adapun, jihad kecil yang beliau maksud adalah peperangan, sementara jihad besar adalah peperangan melawan hawa nafsu.
(Sumber: Kompas.com/Ahmad Naufal Dzulfaroh, Susanto Jumaidi | Editor: Inggried Dwi Wedhaswary, Tri Indriawati).
Baca juga: Cerita Sopir Bus AKAP, Pernah Dimaki Penumpang karena Tidak Tahu Harga Tiket Naik saat Lebaran
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.