Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peristiwa Besar di Balik Ucapan Minal Aidin wal Faizin

Kompas.com - 04/04/2023, 14:00 WIB
Susanto Jumaidi,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Hari Lebaran merupakan momentum yang sangat dinantikan oleh masyarakat muslim.

Lebaran adalah suatu momen yang terjadi di setiap dua hari besar Islam dalam satu tahun, yaitu hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.

Momen hari raya ini sangat lekat dengan aktivitas saling bermaafan, bersalaman, dan mengucapkan kalimat minal aidin wal faizin.

Namun, minal aidin wal faizin lebih kental dan lebih dekat dengan momen saat hari raya Idul Fitri.

Ucapan yang menjadi tradisi bagi masyarakat muslim Indonesia pada saat momen lebaran ini ternyata kali pertama diucapkan oleh masyarakat Madinah pascasebuah peristiwa besar.

Baca juga: Andilan, Tradisi Lebaran Betawi dan Maknanya

Ungkapan Kegembiraan atas Kemenangan Perang

Kalimat minal aidin wal faizin kali pertama diucapkan oleh masyarakat Madinah bukanlah pada saat Idul Fitri, sebagaimana ucapan Lebaran di Indonesia.

Kalimat itu diucapkan oleh masyarakat Madinah saat Rasulullah kembali dari sebuah peperangan besar, yaitu perang Badar.

Perang Badar adalah perang besar yang melibatkan umat Islam dan kaum Quraisy pada bulan Ramadhan.

Perang antara umat Muslim dengan kaum Quraisy ini tidak seimbang. Sebab, pasukan muslim hanya berjumlah 313 orang dan harus melawan 1.000 pasukan Quraisy.

Baca juga: Latar Belakang Terjadinya Perang Badar

Oleh karena itu, masyarakat Madinah yang tidak terlibat perang, sangat menantikan hasil Perang Badar dengan penuh rasa cemas.

Namun, kekhawatiran ini terjawab dengan berita yang sangat menggembirakan karena kemenangan ada di pihak Muslim.

Ketika mendengar kabar kemenangan pasukan Islam, masyarakat Madinah menyambut kedatangan Rasulullah dan pasukannya dengan riang gembira.

Kegembiraan masyarakat Madinah inilah yang kemudian melahirkan ucapan selamat kepada pasukan muslim dengan kalimat minal ‘aidin wal faizin.

Rasulullah yang mendengar kalimat ucapan bernuansa kegembiraan atas kemenangan itu kemudian mengingatkan kepada para sahabat,

“Kita kembali dari jihad kecil untuk menyongsong jihad yang lebih besar,” tutur Nabi Muhammad.

Jihad kecil tersebut adalah peperangan, sedangkan jihad besar adalah memerangi hawa nafsu.

Kemudian, kalimat tersebut diserap oleh masyarakat Indonesia dan digunakan untuk mengungkapkan kegembiraan hari Lebaran.

Dari segi bahasa, minal aidin wal faizin yang merupakan penggalan dari doa "ja’alanallaahu minal ‘aidin wal faizin" memiliki arti "Semoga Allah menjadikan kita kembali ke fitrah dan orang yang memperolah kemenangan".

Masyarakat Madinah dan Indonesia memiliki kesamaan dalam maksud mengucapkan kalimat minal aidin wal faizin.

Letak kesamaannya adalah sama-sama mengungkapkan kegembiraan. Bedanya adalah kegembiraan perang fisik dan perang melawan hawa nafsu dalam berpuasa.

Sebagian masyarakat Indonesia menganggap bahwa mengucapkan kalimat tersebut tidaklah menyalahi, meskipun konteksnya berbeda.

Baca juga: Sejarah Perjuangan Nabi Muhammad SAW Periode Madinah

Referensi:

  • Tim Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama R. 2018. Ensiklopedia Islam Nusantara Edisi Budaya. Jakarta Pusat: Kemenag RI.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com