Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Dr. Ahmad M Ramli
Guru Besar Cyber Law & Regulasi Digital UNPAD

Guru Besar Cyber Law, Digital Policy-Regulation & Kekayaan Intelektual Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran

UU Pelindungan Data Pribadi dan Peran Strategis Data sebagai "New Oil"

Kompas.com - 10/03/2023, 12:51 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PARADIGMA data sebagai ‘new oil’ terus bergulir seiring makin digdayanya peran strategis data dalam menghadapi transformasi digital dan Industry 5.0.

Kondisi ini semakin menyadarkan kita bahwa kedaulatan dan keamanan data dalam negeri adalah sesuatu yang harus menjadi prioritas.

Hal yang harus dituangkan kedalam regulasi dan kebijakan yang akan berdampak pada ekonomi dan transformasi digital nasional dalam berbagai sektor.

Sebagai 'new oil', data memiliki nilai tak terhingga. Presiden Joko Widodo dalam beberapa kesempatan menekankan, agar para penguasa data bukan hanya dapat memahami kebiasaan dan perilaku masyarakat.

Namun juga dapat memanfaatkan algoritma dari data dan dapat mengendalikan preferensi masyarakat (Kompas.com, 9/2/2023).

Kondisi dan ekosistem ini penting untuk dijadikan prinsip dasar pembuatan regulasi turunan Undang-Undang No. 27 tahun 2022 tentang pelindungan Data Pribadi (UU PDP), sebagai peraturan implementatif UU PDP yang lebih operasional.

Regulasi pelaksana ini harus secara implementatif-transformatif mampu mendorong dua hal, ekosistem pelindungan data pribadi di satu sisi, dan optimalisasi pemanfaatan data sebagai 'new oil' oleh para pengendali data secara akuntabel dan governance.

Peraturan turunan ini penting sebagai dasar kepastian hukum operasionalisasinya.

Data sebagai ‘New Oil’

Sebagaimana dirilis Forbes, 8 Maret 2022 dalam laporan berjudul, 'Data as The New Oil Is Not Enough: Four Principles For Avoiding Data Fires', bahwa gagasan data sebagai 'New oil' sudah ada sejak lama, hal ini sering dikreditkan kepada seorang ahli matematika bernama Clive Humby.

Terkait penting dan strategisnya data, sebelumnya ada juga referensi yang dikemukakan Neelie Kroes, Vice President of The European Commission Responsible for The Digital Agenda yang mengistilahkan data sebagai 'new gold' (2011).

Kroes pada intinya menyatakan bahwa data adalah emas, ‘kita punya sebuah tambang emas besar dalam administrasi publik, mari kita mulai menambangnya’, urai Kroes.

Kroes juga mengajak untuk menggunakan data untuk menghasilkan layanan baru.

Kembali ke laporan Forbes, dikatakan bahwa, seperti layaknya 'minyak', data sangat berharga, tetapi jika tidak dimurnikan, maka tidak dapat benar-benar digunakan.

Data mentah tentu harus diolah agar memiliki nilai. Agar bisa menjadi ‘new oil’, data juga harus diurai, diklasifikasi, dan dianalisis.

Dalam praktiknya secara pragmatis, data dapat digunakan untuk dasar analitik, hipotetik, penentuan strategi.

Misalnya dalam rangka mendorong minat pelanggan, peningkatan penjualan, menemukan model pendapatan baru, periklanan, dan lainnya.

Forbes menyatakan bahwa jika data adalah ‘new oil’, maka insight berbasis data itu identik dengan ‘pendapatan’ baru.

Referensi lainnya, juga dikemukakan oleh Profesor Jer Thorp yang menulis pada 'Harvard Business Review' 30/11/2012 dengan judul Big Data Is Not the New Oil yang intinya menyatakan bahwa kita perlu mengubah cara kita berpikir secara kolektif tentang data, sehingga ini bukan minyak baru, melainkan jenis sumber daya yang sama sekali baru.

Agar hal ini terjadi, kita perlu menumbuhkan pemahaman yang mendalam tentang data di masyarakat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com