"Di WFFT, kami melihatnya di banyak gajah tua yang telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk praktik ini," tambahnya.
Selain cacat fisik, gajah-gajah ini sering mengalami kekejaman dan kerja paksa selama bertahun-tahun yang juga dilaporkan oleh kelompok konservasi Animals Asia.
Pai Lin sekarang hidup bebas di penangkaran gajah WFFT dan diberikan perawatan hewan 24 jam, suplemen khusus, dan makanan padat nutrisi.
Namun, kelainan bentuk tulang belakangnya tidak dapat diubah dan akan bertahan selama sisa hidupnya.
"Syukurlah, karena tidak ada lagi beban atau tekanan pada tulang belakang Pai Lin, kerusakannya tidak semakin parah," kata Jones.
"Untuk sejenis gajah betina yang sangat tua, dia masih sangat suka bermain dengan semangat hidup," kata Jones.
Baca juga: Detik-detik Dramatis Evakuasi Bayi Gajah yang Terperosok Lubang Got
Dilansir dari TheThaiger, foto-foto yang beredar menunjukkan bahwa tulang belakang Pai Lin nampak turun dan tenggelam karena beban berat dari pekerjaan yang berulang-ulang.
Tom Taylor, Direktur Proyek di WFFT mengatakan, meskipun gajah dikenal karena kekuatan dan ukurannya yang besar, namun punggung mereka tidak dirancang secara alami untuk menahan beban.
Kini, WFFT merawat Pai Lin bersama dengan 23 gajah lainnya, yang hidup bahagia di kandang gajah besar di cagar alam seluas 44 hektar yang dilengkapi pepohonan alami, danau, dan area penggembalaan.
Suaka ini juga menjadi rumah bagi lebih dari 700 hewan penyintas lainnya, termasuk primata, burung eksotis, dan harimau.
“Sebagian besar gajah yang diselamatkan di WFFT telah mengalami pelecehan selama beberapa dekade. Meskipun kami tidak pernah dapat memahami trauma yang dialami hewan-hewan ini di masa lalu, setidaknya mereka sekarang dapat menjalani sisa hidup mereka dengan damai di suaka," kata Taylor.
Saat ini diperkirakan ada sekitar 3.000 gajah peliharaan di Thailand. Sebagian besar gajah bekerja di industri pariwisata atau penebangan kayu.
Sementara di alam liar Thailand, hanya tersisa sekitar 2.200 gajah yang hidup di padang rumput terbuka dan hutan hujan lebat yang tersebar di seluruh negeri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.