"Shopee tidak pernah meminta biaya apa pun ke pelamar kerja," pungkasnya.
Baca juga: Ramai soal Penipuan Berkedok Undangan Nikah, Pakar: Saldo Bisa Terkuras Habis
Di sisi lain, pakar keamanan siber Alfons Tanujaya mengatakan, pelaku penipuan melalui WhatsApp ini adalah kelompok yang mengiming-imingi korban dengan kerja sampingan mudah, tetapi banyak mendapatkan uang.
"Tetapi sebenarnya tujuan utamanya adalah mengumpulkan database korban phishing," jelas Alfons, saat dihubungi Kompas.com, Rabu.
Phishing sendiri merupakan kejahatan siber yang menargetkan informasi atau data sensitif korban melalui email, unggahan media sosial, atau pesan teks.
Alfons menerangkan, korban yang berminat dengan "tawaran pekerjaan" akan dimintai data sesuai KTP dan dimintai nomor rekening bank.
Baca juga: Waspada Phising, Modus Cara Melihat Siapa Saja yang Intip Profil Facebook
Janji pelaku, uang hasil kerja sampingan akan diberikan dengan cara di-transfer ke nomor rekening bank milik korban.
Dia mencontohkan, korban biasanya akan diberikan penghasilan menggiurkan dari hasil klik palsu yang diklaim menaikkan peringkat atau rating produk di e-commerce.
Setelah mendapatkan sedikit uang, korban akan diminta untuk menyetorkan sejumlah dana dengan berbagai alasan agar bisa memperoleh penghasilan lebih tinggi.
"Aksi mereka cukup rapih, di mana ada tim yang mengumpulkan data melalui WhatsApp dan kalau ada yang menghubungi akan diarahkan ke leader di Telegram," lanjutnya.
Baca juga: Ramai Kasus Penipuan Undangan Pernikahan Online, Kominfo: Belum Mendapatkan Laporan
Selanjutnya, leader atau pemimpin inilah yang akan menjalankan aksi eksploitasi dari data yang diberikan.
Menurut Alfons, bentuk eksploitasi bisa bermacam-macam. Namun pada intinya, pelaku akan mengumpulkan data akurat korban untuk kemudian dijadikan sasaran phishing, telemarketing, dan scam.
Oleh karena itu, pihaknya meminta agar masyarakat tak mudah tergiur dengan lowongan kerja semacam ini.
"Masyarakat jangan mudah tergiur oleh iming-iming mendapatkan uang mudah dan jangan mudah memberikan data sensitif," tandasnya.
Baca juga: Bahaya Penipuan Berkedok Undangan Pernikahan dan Cara Mengantisipasinya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.