Umam menuturkan, penurunan elektabilitas Demokrat kali ini masih relatif wajar, setelah kenaikan signifikan pada Oktober 2022.
Jika sekarang elektabilitas Demokrat hanya terpaut 0,3 persen dari Golkar, dengan margin of error sebesar 2,8 persen, maka ia menyebut hal itu masih menunjukkan mesin politik Demokrat relatif kompetitif dan berada pada satu level yang sama dengan Golkar.
Namun, penurunan ini tetap harus dijadikan sebagai peringatan dini bagi partai yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono tersebut.
Karena itu, dia menyarankan Demokrat harus segera melakukan langkah-langkah evaluasi, mitigasi, dan perbaikan untuk membuat partainya kembali kompetitif.
Baca juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Demokrat, Nasdem, dan PKS Kuasai Papan Tengah
Umam menjelaskan, kecepatan deklarasi Koalisi Perubahan berpeluang menciptakan snowball effect.
Menurutnya, jika hal ini tidak diantisipasi oleh koalisi-koalisi lain untuk segera mempercepat deklarasi dan penetapan capres-cawapres, maka momentum kosong ini berpeluang dikapitalisasi oleh Koalisi Perubahan.
Ia mengungkapkan, Koalisi Perubahan saat ini memiliki infrastruktur koalisi yang relatif lebih siap, dengan nama capres yang tidak menjadi perdebatan di internal koalisi.
"Karena itu, sebelum manuver partai-partai koalisi perubahan mengambil hati swing voters dan undecided voters, ada baiknya koalisi-koalisi lain juga segera melakukan langkah percepatan deklarasi dan penetapan capres-cawapres," ujarnya.
"Sisa waktu tinggal 11 bulan, manuver dan dinamikanya sangat ketat dan kompetitif," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.