KOMPAS.com - Tidur berjalan atau yang biasa disebut sleepwalking merupakan salah satu gangguan tidur yang sering dialami oleh anak-anak, remaja, hingga orang dewasa.
Saat mengalami sleepwalking, beberapa orang mungkin mungkin hanya akan duduk ataupun berjalan-jalan di sekitar tempat tidur.
Namun, beberapa orang yang mengalami sleepwalking juga melakukan aktivitas sambil tidur, seperti menonton tv ataupun pergi ke luar rumah mengendarai mobil.
Baca juga: Tidur dengan Lampu Menyala atau Mati, Lebih Baik yang Mana?
Lantas, apa itu sleepwalking dan apa saja penyebabnya?
Dilansir dari Healthline, sleepwalking merupakan gangguan tidur yang terjadi pada bagian terdalam dari tidur nonrapid eye movement (NREM).
Biasanya, hal ini sering terjadi dalam 1 hingga 2 jam setelah tertidur.
American Psychiatric Association tidak menganggap sleepwalking sebagai gangguan, kecuali hal itu terjadi cukup sering hingga menyebabkan stres dan mengganggu kemampuan Anda saat melakukan aktivitas di siang hari.
Baca juga: Ramai soal Tidur Sesudah Waktu Subuh dan Ashar Memicu Mimpi Buruk, Ini Penjelasan Ahli
Penyebab pasti dari sleepwalking masih belum diketahui, namun kebiasaan tidur berjalan ini bisa diturunkan dalam keluarga atau genetik.
Selain itu, ada beberapa pemicu yang juga dikaitkan dengan tidur berjalan, seperti:
Beberapa pakar dan ilmuwan tidur juga berpendapat bahwa stres di siang hari dapat menyebabkan somnambulisme atau tidur berjalan.
Sebuah studi dari 193 pasien di klinik tidur ditemukan bahwa salah satu pemicu utama berjalan dalam tidur adalah peristiwa stres yang dialami di siang hari.
Orang yang tidak memiliki waktu tidur yang cukup, lebih rentan mengalami sleepwalking.
Peneliti mempelajari pemindaian otak MRI pada orang dengan riwayat berjalan dalam tidur dan menemukan bahwa kurang tidur meningkatkan kebiasaan tidur berjalan.
Baca juga: Jangan Bersandar di Jendela Pesawat Saat Tidur, Ini Alasannya
Penderita migrain kronis memiliki kemungkinan yang lebih rentan untuk mengalami tidur berjalan.