KOMPAS.com - Asam urat merupakan bentuk radang sendi yang umum dan kompleks yang dapat menyerang siapa saja, mulai anak-anak, remaja, bahkan orang lanjut usia.
Asam urat ditandai dengan serangan rasa sakit yang secara tiba-tiba dan menjadi parah, mengalami pembengkakan, kemerahan dan nyeri pada satu atau lebih persendian, paling sering di jempol kaki.
Baca juga: Waspadai Asam Urat di Usia Muda, Cek Gejalanya Berikut
Lantas, bagaimana gejala, faktor risiko dan cara mengelola asam urat?
Asam urat biasanya akan memengaruhi jempol kaki, namun bisa juga terjadi pada sendi manapun.
Sendi lain yang sering terkena termasuk pergelangan kaki, lutut, siku, pergelangan tangan dan jari. Rasa sakitnya mungkin paling parah dalam empat hingga 12 jam pertama setelah dimulai.
Setelah rasa sakit yang paling parah mereda, beberapa ketidaknyamanan sendi dapat berlangsung dari beberapa hari hingga beberapa minggu.
Serangan selanjutnya cenderung bertahan lebih lama dan memengaruhi lebih banyak persendian.
Penderita asam urat, akan mengalami gejala peradangan dan kemerahan di bagian tubuh atau sendi yang terkena asam urat tersebut.
Biasanya persendian yang terkena akan menjadi bengkak, hangat dan merah.
Saat asam urat berkembang dan menyebar ke sendi-sendi lainnya, maka kemungkinan Anda tidak dapat menggerakkan persendian secara normal.
Pergerakan menjadi terbatas sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman.
Baca juga: Benarkah Makan Kangkung Memicu Asam Urat Kambuh?
Anda lebih mungkin dapat mengalami asam urat jika Anda memiliki kadar asam urat yang tinggi dalam tubuh Anda.
Faktor-faktor yang meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh Anda meliputi:
Baca juga: 5 Cara Mencegah Asam Urat agar Tak Kambuh
Beberapa orang mungkin tidak pernah mengalami tanda dan gejala asam urat lagi. Orang lain mungkin mengalami asam urat beberapa kali setiap tahun.
Obat-obatan dapat membantu mencegah serangan asam urat pada orang dengan mengalami kondisi asam urat berulang. Jika tidak diobati, asam urat dapat menyebabkan erosi dan kerusakan sendi.
Asam urat yang tidak diobati dapat menyebabkan endapan kristal urat terbentuk di bawah kulit dalam nodul yang disebut tophi (TOE-fie).
Tophi dapat berkembang di beberapa area, seperti jari, tangan, kaki, siku, atau tendon Achilles di sepanjang punggung pergelangan kaki Anda.
Tophi biasanya tidak menyakitkan, tetapi bisa menjadi bengkak dan lunak selama serangan asam urat.
Kristal urat dapat terkumpul di saluran kemih penderita asam urat dan akhirnya menyebabkan penyakit batu ginjal.
Baca juga: 6 Sayuran Penurun Asam Urat, Rendah Purin dan Kaya Nutrisi
Baca juga: Gejala Asam Urat pada Anak dan Cara Mengatasinya
Dikutip dari CDC, asam urat dapat memengaruhi banyak aspek kehidupan sehari-hari, termasuk pekerjaan dan aktivitas lainnya.
Untuk itu, penting bagi Anda penderita asam urat untuk mengetahui bagaimana cara mengelola asam usat. Berikut di antaranya:
Hindari makanan yang dapat memicu asam urat, termasuk makanan tinggi purin (seperti diet kaya daging merah, jeroan, dan makanan laut), dan batasi asupan alkohol (terutama bir dan minuman keras).
Para ahli merekomendasikan agar orang dewasa setidaknya melakukan 150 menit per minggu untuk aktivitas fisik sedang. Aktivitas sedang yang direkomendasikan termasuk berjalan kaki, berenang, atau bersepeda.
Salah satu cara pencegahan asam urat adalah dengan rutin berkonsultasi dengan dokter. Anda bisa mengikuti rencana perawatan yang direkomendasikan oleh dokter untuk mencegah asam urat kambuh.
Bagi orang yang kelebihan berat badan atau obesitas, menurunkan berat badan dapat mengurangi tekanan pada persendian, terutama persendian yang menahan beban seperti pinggul dan lutut.
Menurunkan berat badan bisa mempertahankan berat badan yang sehat dan menghilangkan rasa sakit, meningkatkan fungsi, dan memperlambat perkembangan radang sendi.
Cedera sendi dapat menyebabkan atau memperburuk radang sendi. Pilihlah aktivitas yang ringan pada persendian seperti berjalan kaki, bersepeda, dan berenang.
Aktivitas berdampak rendah ini memiliki risiko cedera yang rendah dan tidak memberi terlalu banyak tekanan pada persendian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.