Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Fortuner Berpelat Dinas Polri Terobos Lampu Merah dan Tabrak Motor, Polisi: Pengemudi Sipil dan Nopol Palsu

Kompas.com - 08/02/2023, 12:01 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan video bernarasi mobil dinas Polri menerobos lampu lalu lintas dan menabrak pengendara motor di Rawamangun, Jakarta Timur, viral di media sosial.

Video itu diunggah akun Twitter @txtdrberseragam pada Selasa (7/2/2023).

"Nerobos lampu merah di perempatan arion rawamangun, mobil dari arah pulogadung menuju ke jalan pramuka nabrak motor, motornya masih geletak. Mobil dinas Polri," demikian kata perekam video.

 

Dalam video, tampak sebuah mobil Toyota Fortuner dengan pelat nomor layaknya kendaraan dinas Polri dengan nomor 3100-00 tengah dikerubungi warga.

Dinarasikan jika pengemudi mobil tersebut menerobos lampu merah, tepatnya di depan Arion Mall, Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur.

Setelah menerobos, pengemudi mobil disebut menabrak seorang pengemudi sepeda motor dan melarikan diri hingga akhirnya diberhentikan sekitar 500 meter dari lokasi.

Lantas, bagaimana penjelasan Polda Metro Jaya?

Baca juga: Unggahan Viral Mahasiswi Asal Cianjur Disebut Jadi Korban Tabrak Lari Rombongan Pengawal Pejabat, Ini Kronologi dan Penjelasan Polisi


Baca juga: Viral, Video Dua Pria Diduga Curi Kursi Taman dan Dibawa Pakai Motor di Pematang Siantar, Ini Kata Polisi

Bukan kendaraan dinas

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko menyebut, kejadian itu terjadi di Rawamangun, Jakarta Timur, pada Selasa sekitar pukul 17.00 WIB.

Namun, ia memastikan bahwa pengemudi mobil Toyota Fortuner tersebut bukan anggota Polri.

Pengemudi mobil tersebut merupakan warga sipil berinisial YA.

Selain itu, mobil Fortuner yang dikendarai pelaku juga bukan merupakan mobil dinas polisi.

Melainkan, mobil milik warga sipil yang sudah dipalsukan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB)-nya menggunakan pelat Polri.

Polisi akan mendalami pengemudi mobil atas dugaan penyalahgunaan TNKB.

"Mobil tersebut bukan kendaraan dinas. Inisial pengemudinya atas nama YA, ini sipil ya, masyarakat umum, bukan personel Polri," katanya, saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (8/2/2023).

"Penyalahgunaannya terkait dengan nopol yang digunakan, ini adalah palsu. Dan tentunya masih dalam proses pendalaman dari propam bersama-sama Satlantas Polres Metro Jakarta Timur," imbuh Trunoyudo.

Baca juga: Viral, Video Puluhan Anggota Brimob Gotong Royong Evakuasi Mobil yang Masuk Parit, Polisi: Setirnya Rusak

Polisi juga selidiki soal strobo dan lampu isyarat

Lampu strobo yang dipasang di dasbor mobil menghadap ke depan.olxro-ring12.akamaized.net Lampu strobo yang dipasang di dasbor mobil menghadap ke depan.
Bukan hanya diselidiki soal penyalahgunaan TNKB, YA juga akan diperiksa polisi ihwal penggunaan strobo atau lampu isyarat di jalan raya.

Trunoyudo menjelaskan, penggunaan lampu strobo atau lampu isyarat hanya boleh digunakan oleh beberapa kendaraan yang mendapat hak utama dan tetap dalam pengawalan pihak kepolisian Republik Indonesia.

Hal itu sesuai Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Umum Nomor 22 Tahun 2009 pada Pasal 134 dan 135.

"Ya benar," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com