Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Gejala Penyakit yang Dapat Dideteksi dari Mata

Kompas.com - 04/02/2023, 08:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada beberapa cara untuk mendeteksi kemunculan penyakit di dalam tubuh, seperti memeriksakan diri secara rutin ke dokter.

Gejala dari penyakit tertentu juga dapat dideteksi melalui perubahan pada mata, mulai dari munculnya rasa nyeri maupun perubahan warna.

"Memeriksa mata menjadi salah satu cara dari beberapa tes," kata dokter spesialis mata dan retina, Brian Stagg, M.D, dikutip dari laman American Association of Retired Persons (AARP).

Ia mengatakan bahwa mata dapat memberi sinyal perihal pembuluh darah dan jaringan saraf yang terhubung hingga ke otak.

 

Lantas, apa saja gejala penyakit yang bisa dideteksi dari mata? Berikut penjelasannya.

Baca juga: 9 Obat Alami untuk Menghilangkan Lingkaran Hitam di Bawah Mata

1. Diabetes

Ada kemungkinan penderita diabetes tidak merasakan gejala atau gangguan pada penglihatan mereka.

Namun, mata menjadi salah satu bagian tubuh yang mengindikasikan apakah orang terkena diabetes atau tidak.

Hal tersebut dikatakan profesor oftalmologi dan ilmu visual di University of Chicago, Dimitra Skondra.

Ia menjelaskan, ditemukan 40.000 kasus mikroaneurisma pada orang yang tidak pernah didiagnosis menderita diabetes.

Mikroanuerisma adalah muculnya tonjolan pada dinding kapiler dengan bintik merah kecil dekat pembuluh darah.

Di sisi lain, diabetes juga menyebabkan pembuluh darah menjadi bengkak dan kapiler mengalami pelebaran.

Penderita diabetes juga berisiko mengalami retinopati diabetik menurut penjelasan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Tanda diabetes lain yang bisa dideteksi pada mata adalah munculnya bintik-bintik halus pada retina yang dapat hilang tanpa diobati.

Baca juga: Kenapa Air Mata Rasanya Asin? Berikut Penjelasannya

2. Gangguan tiroid

Gangguan tiroid menyebabkan bola mata menjadi menonjol dan kelopak mata mengalami penyusutan.

Gangguan tiroid yang dimaksud adalah kelenjar tiroid yang terlalu aktif yang disebut juga hipertiroidisme.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com