Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Tradisi Pemukulan Lonceng di TNI AL, Apa Artinya?

Kompas.com - 25/01/2023, 08:30 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada salah satu tradisi di lingkungan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) yakni pemukulan lonceng.

Penggunaan lonceng tidak hanya di kapal, tetapi juga di pendirat TNI AL.

Penempatan lonceng di pendirat berada di pos jaga utama dengan aturan penggunaan sama dengan di kapal.

Baca juga: Viral, Video Sebut Pria Ganti Pelat Dinas TNI ke Pelat Hitam Saat Akan Isi Pertalite, Begini Klarifikasinya


Baca juga: Mengenal Tradisi Mengucap Kata Mohon Izin di TNI AL

Lantas, seperti apa tradisi pemukulan lonceng di TNI AL?

Tradisi pemukulan lonceng di TNI AL

Dilansir dari buku "Tradisi TNI Angkatan Laut" yang diterbitkan oleh Dinas Perawatan Personel TNI AL 2020, tradisi pemukulan lonceng di lingkungan TNI AL telah berlangsung lama.

Tradisi pemukulan lonceng di lingkungan TNI AL dilaksanakan sampai sekarang. Pemukulan lonceng berguna sebagai penunjuk waktu jaga.

Selain itu, dalam pemukulan lonceng juga memiliki kekhususan, yakni tidak akan melebihi delapan kali pukulan.

Makna dari pukulan lonceng tidak boleh melebihi delapan kali adalah terkait dengan mitos pelaut-pelaut pada zaman dahulu.

Baca juga: Mengenal Wisuda Purna Wira, Tradisi Upacara bagi Pati TNI AL yang Memasuki Masa Pensiun

Lonceng di kapal umumnya selalu dipelihara dengan baik dan digosok hingga mengkilap.

Sebab, ada anggapan bahwa bila lonceng kapal selalu dalam keadaan bersih dan mengkilap, niscaya disiplin awak kapal itu juga baik.

Lonceng itu juga berfungsi sebagai petunjuk waktu dan sebagai petunjuk pergantian penjagaan.

Penjagaan dilakukan selama empat jam, kemudian dilakukan pergantian.

Bunyi lonceng di TNI AL disesuaikan dengan pergantian penjagaan. Lonceng akan dipukul setiap setengah jam dengan pemukulan hingga delapan kali.

Kemudian diulang kembali dan seterusnya. Bunyi lonceng delapan kali itu pada umumnya dapat didengar pada jam-jam 08.00-12.00, 20.00-24.00 dan 04.00.

Baca juga: Mengenal Tradisi Minum Kopi TNI AL, Sudah Ada sejak Mengoperasikan KRI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Tren
Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com