Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernah Masuk Forbes, Ini Sosok Petinggi Frank yang Diduga Tipu JP Morgan

Kompas.com - 18/01/2023, 15:10 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Sumber Reuters

KOMPAS.com - JP Morgan Chase & Co menuntut petinggi perusahaan Frank, platform perencanaan keuangan mahasiswa di perguruan tinggi.

Diduga, petinggi Frank, Charlie Javice dan Olivier Amar membuat 4,25 juta pengguna palsu untuk meningkatkan kredibilitas perusahaan fintechnya.

Gugatan itu diajukan akhir tahun di Pengadilan Distrik AS di Delaware.

Javice dan Amar diduga telah membayar 18.000 dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 274,5 juta kepada profesor ilmu data untuk membuat jutaan akun palsu. 

Sebelumnya, pada 2021, JP Morgan Chase & Co mengakuisisi perusahaan tersebut seharga 175 juta dolar Amerika Serikat.

Dilansir dari Reuters, tuduhan pemalsuan data itu muncul ketika JP Morgan bermaksud mengirimkan e-mail uji pemasaran ke daftar pelanggan Frank.

Baca juga: Waspada, Penipuan Akun Telegram Mengaku BPJS Kesehatan, Ini Modusnya

Di antara data pelanggan yang tersedia, e-mail tersebut hanya terkirim ke 28 persen dari keseluruhan pengguna, atau sekitar 300.000 pengguna.

Kendati demikian, pengacara Javice membantah tuduhan tersebut.

"Setelah JP Morgan bergegas mengakuisisi bisnis Frank, JPM menyadari bahwa mereka tidak dapat bekerja di sekitar undang-undang privasi siswa, melakukan pelanggaran, dan mencoba mengubah kesepakatan." jelas pengacara Javice.

Sementara itu, juru bicara JP Morgan mengatakan bahwa pihaknya tetap akan membawa perkara ini ke proses hukum.

Lantas siapakah petinggi Frank, Charlie Javice dan Olivier Amar, yang dituduh dalam perkara dugaan penipuan ini?

Baca juga: Kartu Kredit Ultra-Ekslusif JP Morgan, Hanya Dimiliki Orang Super Kaya

Mendirikan Frank saat masih belia

Dilansir dari Daily Mail, Javice merupakan putri seorang manajer investasi sukses yang berbasis di New York.

Dia merupakan lulusan dari sekolah bisnis Wharton di University of Pennsylvania.

Ketika bisnisnya diakuisisi oleh JP Morgan, Javice dan Amar sempat menjadi karyawan di perusahaan tersebut.

Namun, pada Oktober 2022 lalu, Amar dipecat. Sebulan berikutnya, Javice mengalami hal yang sama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com