Dalam studi, sebanyak 50 persen dari responden dengan 7R+ tidak setia terhadap pasangannya. Sementara itu, hanya 22 persen dari para responden tanpa 7R+ yang tidak setia.
"Apa yang kami temukan adalah bahwa individu dengan varian gen DRD4 tertentu lebih cenderung memiliki riwayat seks tanpa komitmen," ujar peneliti.
Baca juga: Apakah Lesung Pipi Bisa Diwariskan Secara Genetik?
Menurut peneliti, motivasi ketidaksetiaan itu berasal dari pengaruh hormon dopamin yang dilepaskan tubuh.
Mereka yang memiliki alel DRD4 lebih panjang cenderung mencari tantangan berlebih agar supaya bisa meningkatkan level dopamin di tubuh mereka.
Selain dengan bersenang-senang bersama alkohol, tantangan yang bisa mengeluarkan dopamin ini adalah menjalin hubungan lain di luar hubungan resmi.
Meski begitu, para peneliti menegaskan, hubungan perselingkuhan dan faktor genetik ini masih perlu studi lebih lanjut.
Baca juga: Gerak-gerik Anak Bisa Mirip Orangtuanya, Faktor Genetik atau karena Meniru?
Dikutip dari The Guardian, ketidaksetiaan pada pasangan terjadi di sebagian besar spesies, bahkan terjadi pada spesies yang memiliki ikatan sosial yang erat seperti rubah, owa, dan manusia.
Dengan dasar itu, peneliti mencari apa dorongan yang menyebabkan beberapa perilaku tidak setia.
Para peneliti melakukan studi mencari variasi gen tertentu untuk melihat apakah mereka terkait dengan peningkatan tingkat perselingkuhan.
Bagi wanita, variasi gen AVPR1A (gen yang mengkode reseptor vasopresin) lebih umum di antara mereka yang tidak setia.
Gen ini dikaitkan dengan perilaku kawin dalam studi tikus, dan dalam penelitian manusia dengan kesulitan perkawinan.
Studi juga melaporkan beberapa orang mengaku terkejut bahwa mereka telah berlaku curang.
Jadi, bisakah gen kita menjadi pengaruh bawah sadar untuk kita terus monogami atau tidak?
Menurut salah satu peneliti, Brendan Zietsch, perselingkuhan adalah perilaku yang sangat kompleks.
Genetik adalah takdir yang tak bisa kita kendalikan, namun kita memiliki otak dan nurani yang bisa digunakan menentukan arah hidup kita.
"Gen tidak menempatkan kita pada pilot otomatis," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.