KOMPAS.com - Permainan lato lato kini sangat populer di Indonesia. Betapa tidak, permainan ini digandrungi oleh semua kalangan, khususnya anak-anak.
Bahkan, Presiden Joko Widodo juga ikut memainkannya saat berkunjung ke Subang, Jawa Barat beberapa waktu yang lalu.
Namun latto-latto kini mulai meresahkan masyarakat, karena suaranya dianggap mengganggu dan telah melukai sejumlah anak.
Lantas, perlukah sekolah melarang siswa memainkan latto-latto?
Baca juga: Latto-latto dan Mengapa Masih Banyak Teori Konspirasi Bermunculan?
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau kerap disapa Kak Seto setuju jika sekolah melarang latto-latto.
Hal itu menurut Kak Seto untuk melindungi anak dan agar tidak menggangu konsentrasi di lingkungan belajar.
"Intinya kalau itu demi kepentingan terbaik bagi anak, hanya melindungi anak, justru (melarang) itu yang terbaik. Jadi konteksnya adalah demi perlindungan anak," kata Kak Seto kepada Kompas.com, Senin (9/1/2023).
Kak Seto menjelaskan, permainan yang mengeluarkan bunyi tek-tek-tek ini sebenarnya tak masalah apabila dilakukan oleh orang profesional atau orang dewasa yang mengetahui caranya sehingga menghindarkan adanya bahaya.
Namun apabila dimainkan anak-anak dan bisa menimbulkan bahaya maka menurutnya sebaiknya diganti dengan permainan lain yang lebih aman dan edukatif.
Sebagai alternatif, Kak Seto menyebut bola latto-latto bisa diganti dengan bahan yang tidak berbahaya jika terkena anggota tubuh. Sebab, permainan lato lato menurutnya juga memiliki sisi postif untuk perkembangan anak.
"Sisi positifnya itu bisa melatih ketangkasan fisik anak, kepercayaan diri, melatih sosialisasi, dan sebagainya. Tapi kalau apa pun sudah berlebihan, ya dilarang," ujarnya.
"Artinya, permainan ini positif jika diawasi oleh orang dewasa dengan cara yang benar. Kalau asal-asalan, ya berbahaya," sambungnya.
Baca juga: Ahli dari UNS Ungkap Alasan di Balik Populernya Permainan Latto-latto
Latto-latto sebenarnya bukan permainan baru, karena sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu.
Permainan ini bahkan sempat dilarang di berbagai negara.
Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat pada 1971 pernah mengeluarkan peringatan nasional terhadap mainan latto-latto setelah empat anak mengalami cedera.
Larangan ini pun menarik perhatian komunitas Society for the Prevention of Blindness untuk melawan bahaya latto-latto, terutama potensi merusak dan membutakan mata.
Selain AS, Mesir juga melarang penjualan latto-latto pada 2017, karena alasan politis.
Pasalnya, masyarakat setempat menjuluki latto-latto sebagai "bola Sisi" yang mengacu pada buah zakar Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.