"Jadi, orang itu kaya vigilante. Jadi, kaya orang yang menjadi pahlawan walau ia ini adalah pseudopatriotic. Patriotik yang semu, pahlawan yang semu apalagi jika dilakukan dengan mabuk."
"Di dalam konstruksi imajinasi atas tindakannya adalah bersifat altruistik atau berkorban untuk membela sesuatu yang (dirasa) benar," tambah Drajat.
Tak bisa dipungkiri bahwa beredarnya kabar orang bersenjata mulai menebar teror membuat masyarakat, khususnya di Kota Solo, menjadi takut.
Untuk itulah, Drajat meminta agar tindakan LK membawa senjata tajam ke tengah masyarakat dapat dicegah dan ditangani.
Pasalnya, orang yang dalam keadaan mabuk seperti LK, tidak memiliki kesadaran yang penuh saat melakukan aksinya.
Sehingga orang yang demikian ingin menunjukkan kepada orang lain bahwa dirinya adalah pahlawan dan berani dengan segalanya.
"Kalau tidak dikendalikan tegas oleh masyarakat, letupan-letupan seperti itu akan muncul lagi," kata Drajat.
Baca juga: Cemburu, Suami di Kalsel Aniaya Istri dan Mertuanya dengan Senjata Tajam
Supaya kejadian serupa tidak terulang, ia menekankan pentingnya government social control, social control, dan cultural control.
Ketiga kontrol dalam masyarakat tersebut melibatkan aparat penegak hukum, anggota masyarakat, termasuk nilai-nilai di dalamnya.
"Government social control, social control, dan cultural control perlu dihidupkan untuk melawan perilaku-perilaku kekerasan di ruang publik apalagi yang memegang senjata," pungkas Drajat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.