Saat itu, volume endapan material vulkanik yang teramati mencapai 6,4 juta m3. Awan panas juga turut serta mengarah ke wilayah Besuk Kobokan.
Catatan PVMBG, aktivitas vulkanik terus berlanjut pada 1978 sampai 1989. PVMBG juga mencatat aktivitas vulkanik pada 1990, 1992, 1994, 2002, 2004, 2005, 2007 dan 2008.
Pada 2 Februari 1994, tercatat ada sembilan kali letusan gunung Semeru. Aktivitas vulkanik ini mengakibatkan munculnya asap putih tebal dengan ketinggian mencapai 50 meter.
Baca juga: INFOGRAFIK: Catatan Erupsi Gunung Semeru
PVMBG juga mencatat erupsi pada 23 Desember 2002, yakni delapan kali letusan dalam sehari serta guguran lava pijar pascaerupsi yang memasuki bagian hulu Besuk Kembar sejauh 250 meter.
Pada 20 Januari 2004 terjadi awan panas yang masuk ke Besuk Bang sejauh 2.500 meter.
Kemudian, pada 7 Oktober 2004, kembali terjadi luncuran awan panas dengan jarak 1.000 meter ke Besuk Bang.
Pada 2005, gunung Semeru menunjukkan aktivitas vulkanik dengan luncuran awan panas yang masuk ke Besuk Bang sejauh 1.000-2.500 meter.
Pada 2008, gunung Semeru beberapa kali kembali mengalami erupsi, yakni pada rentang 15-22 Mei 2008.
Teramati pada 22 Mei 2008, empat kali guguran awan panas mengarah ke wilayah Besuk Kobokan dengan jarak luncur 2.500 meter.
Baca juga: 5 Gunung Berapi Bawah Laut di Dunia
Hingga pada 1 Desember 2020 mulai pukul 01.23 WIB, gunung Semeru kembali mengalami erupsi yang diikuti guguran awan panas mencapai 2-11 km dari puncak.
Erupsi gunung Semeru pada 2021 bermula dari 16 Januari sekitar pukul 17.24 WIB.
Menurut laporan pengamatan visual sementara, tampak asap meluncur ke arah tenggara yang diduga dari kawah Jonggring Kaloko berwarna kelabu pekat.
Adapun jarak luncur APG gunung Semeru kurang lebih sekitar 4,5 km.
Hingga mendekati akhir 2021, gunung Semeru kembali erupsi pada 4 Desember 2021.
Baca juga: Ramai soal Bintang Berjajar Melintas di Langit Gunung Semeru, Ini Kata BRIN